Page 35 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 35

Membersihkan Nama Ibn Arabi | 33

                  itu adalah pemborosan waktu. Maka hamba yang mendapat
                  rahmat  Allah  adalah  yang  menjadikan  bicaranya  adalah
                  dzikir,  diamnya  adalah  tafakkur,  berfikirnya  adalah
                  mengambil  pelajaran,  dan  geraknya  adalah  ibadah,  serta
                  seluruh  manusia  selamat  dari  tindakan  tangan  dan
                  lidahnya” .
                            44

                  Demikian  pula        praktek  ajaran-ajaran  tasawuf  telah
           dicontohkan  oleh  para  sahabat  lainnya.  Simak  misalkan  sabda
           Rasulullah kepada salah seorang sahabatnya, Bilal ibn Rubah:

                                                                             ِ
                                                       ِ ِ
                                                                       ِ
                               ِ

                     )ميع ن و بأو نيار بّ طلا هاور( لَّلَقإ  ِ شرعلا يذ نم ش َ تَ لَّو  ُ للَب يَ قفنأ
                                                   ْ
                        ُ
                                         ً َ َ
                                                         ْ َ ْ َ
                                                                      َ
                                                                             ْ
                                                                         َ ْ
                      َْ ُْ ّ ََ ُ ََ
                                                 َْ
                                                                  َ
                  “Nafkahkanlah  -hartamu-  wahai  Bilal,  Janganlah  engkau
                  takut  kefakiran  dari  Tuhan  Pemiliki  ‘arsy”.  (HR.  ath-
                  Thabarani dan Abu Nu’aim).

                  Dalam kisah lain kita mendapati salah seorang sahabat nabi
           yang memberikan makanan kepada tentangganya walau ia sendiri
           dalam  keadaaan  lapar.  Ia  menganggap  bahwa  tetangganya  lebih
           berhak atas makanan tersebut. Namun tetangganya yang juga lapar
           memberikan  makanan  itu  kepada  tetangganya  yang  lain,  karena
           menganggap  tetangganya  tersebut  lebih  berhak  dari  dirinya.  Lalu
           tetangganya tersebut memberikannya kepada tetangganya yang lain
           lagi,  dan  demikian  seterusnya  berputar  hingga  makanan  tersebut
           kembali tangan yang pertama. Tentang sifat-sifat para sahabat nabi
           tersebut Allah berfirman:


                 44  Ibid, h. 182
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40