Page 374 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 374

Membersihkan Nama Ibn Arabi | 372

                  dikutip  dan  disepakatinya  dari  Ibn  Taimiyah  adalah
                  pendapatnya  yang  mengatakan  bahwa  seluruh  makhluk
                  Allah tidak memiliki permulaan (Azali) dari segi jenisnya    358 .
               5.  Imam asy-Syafi’i Muhammad ibn Idris, seorang ulama Salaf
                  terkemuka perintis madzhab Syafi’i, berkata: “Sesungguhnya
                  Allah ada tanpa permulaan dan tanpa tempat. Kemudian Dia
                  menciptakan  tempat,  dan  Dia  tetap  dengan  sifat-sifat-Nya
                  yang  Azali  sebelum  Dia  menciptakan  tempat  tanpa  tempat.
                  Tidak boleh bagi-Nya berubah, baik pada Dzat maupun pada
                  sifat-sifat-Nya” 359 .
                          Dalam salah satu kitab karnya; al-Kaukab al-Azhar Syarh
                  al-Fiqh al-Akbar, Imam asy-Syafi’i berkata:

                  “Ketahuilah  bahwa  Allah  tidak  bertempat.  Dalil  atas  ini
                  adalah  bahwa  Dia  ada  tanpa  permulaan  dan  tanpa  tempat.
                  Setelah  menciptakan  tempat  Dia  tetap  pada  sifat-Nya  yang
                  Azali sebelum menciptakan tempat, ada tanpa tempat. Tidak



           dengan sekuat tenaga dan pikirannya ia hendak menetapkan bahwa neraka akan
           punah, padahal teks dari Imam ath-Thahawi telah menyebutkan dengan sangat
           tegas bahwa keduanya tidak akan punah dan tidak akan hancur.
                 358  Ibid. h. 132. Lihat dalam penjelasan teks Imam ath-Thahawi: “Laisa Ba’da
           Khalq  al-Khalqi  Istafâda  Ism  al-Khâliq…(Allah  tidak  mengambil  nama  al-Khâliq
           setelah  Dia  menciptakan  para  makhluk-Nya).  Dalam  pernyataan  Imam  ath-
           Thahawi  ini  sebenarnya  sudah  sangat  jelas  bahwa  Allah  dengan  seluruh  sifat-
           sifat-Nya  adalah  Azali;  tidak  berrmula.  Dan  bahwa  segala  sesuatu  selain-Nya
           adalah ciptaan-Nya; semua ciptaannya tersebut ada dengan permulaan, dari tidak
           ada menjadi ada. Namun, Ibn Abi al-‘Izz, dengan “memelintir” teks yang sudah
           sangat  jelas  ini  menetapkan  bahwa  jenis  alam  ini  adalah  Qadîm;  tidak  bermula.
           Dalam  menetapkan  ini  ia  banyak  mengutip  perkataan-perkataan  Ibn  Taimiyah.
           Na’ûdzu Billâh.
                 359  az-Zabidi, Ithâf as-Sâdah al-Muttaqîn…, j. 2, h. 24
   369   370   371   372   373   374   375   376   377   378   379