Page 371 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 371

Membersihkan Nama Ibn Arabi | 369


                          Pernyataan  Imam  Abu  Hanifah  ini  adalah  penjelasan
                  yang sangat kuat dalam menetapkan bahwa Allah ada tanpa
                  tempat,  sekaligus  sebagai  bantahan  terhadap  akidah  kaum
                  Musyabbihah; seperti kaum Wahhabiyyah di masa sekarang,
                  yang  menetapkan  bahwa  Allah  bersemayam  di  atas  ‘arsy.
                  Imam Abu Hanifah adalah salah seorang pemuka Salaf yang
                  telah  belajar  langsung  kepada  para  ulama  dari  kalangan
                  tabi’in. Sementara para ulama kalangan tabi’in adalah orang-
                  orang  yang  telah  belajar  langsung  kapada  para  sahabat
                  Rasulullah.  Dengan  demikian  tidak  ada  celah  untuk
                  meragukan  kapabilitas  Imam  Abu  Hanifah  dalam  hal  ini.
                  Seorang yang meragukkan kapabilitas Abu Hanifah maka ia
                  harus  meragukan  cara  beragamanya  sendiri,  karena  mata
                  rantai keilmuan dalam ajaran Islam di antaranya lewat Imam
                  Abu Hanifah ini.
                          Pemahaman  yang  telah  kita  tuliskan  di  atas  juga
                  dikuatkan  dengan  tulisan  Imam  Abu  Hanifah  sendiri  pada
                  bagian  lain  dalam  kitab  al-Fiqh  al-Akbar,  beliau  menuliskan
                  sebagai berikut: “Dan Allah akan dilihat di akhirat. Dia akan
                  dilihat  oleh  orang-orang  mukmin,  ketika  mereka  di  surga,
                  dengan mata kepala mereka masing-masing. Dilihat dengan
                  tanpa  ada  keserupaan,  Dia  bukan  merupakan  benda,  dan
                  tidak ada jarak anatara Allah dengan mereka (artinya Allah
                  tanpa arah dan tanpa tempat)”    355 .
                          Dengan  demikian  orang-orang  mukmin  tersebut  di
                  surga  kelak  akan  melihat  Allah,  namun  demikian  bukan

                 355   Abu  Hanifah,  al-Fiqh  al-Akbar,  lihat  ‘Ali  Mulla  al-Qari,  Syarh  al-Fiqh  al-
           Akbar, h. 136-137
   366   367   368   369   370   371   372   373   374   375   376