Page 366 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 366

Membersihkan Nama Ibn Arabi | 364

           rahmat dan berkah. Seperti halnya seorang yang melakukan shalat
           menyembah  Allah  dengan  menghadap  ke  ka’bah,  bukan  berarti
           bahwa Allah berada  di dalam ka’bah, tetapi karena ka’bah adalah
           kiblat dalam shalat. Penjelasan semacam ini dapat kita temui dalam
           banyak  kitab-kitab  teologi  Ahlussunnah,  seperti  Imam  al-Ghazali
           dalam kitab Ihyâ’ ‘Ulûmiddîn, Imam al-Mutawalli dalam al-Ghunyah,
           Imam an-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim, dan lainnya.
                  Berikut pernyataan sebagain ulama Ahlussunnah dari empat
           madzhab dan lainnya dalam karya mereka masing-masing tentang
           penjelasan kesucian Allah dari tempat dan arah:

               1.  al-Baihaqi dalam kitab al-Asmâ’ Wa ash-Shifât berkata:

                    “Sebagian  sahabat  kami  [ulama  Asy’ariyyah  Syafi’iyyah]
                    dalam  menafikan  tempat  dari  Allah  mengambil  dalil  dari
                    hadits nabi:

                                                                       ِ
                                           ِ
                           ءىش كنود سيَ ل ف نطابْ لا تنأو ءىش كقو ف سيَ ل ف رهاّ ظلا تنأ
                                        َ
                                                                    َ
                                                        َ َ َ َ
                                                  ْ
                                                                              ْ
                            َ َ َ ُ
                                                                            َ
                         ٌ
                                      ْ ُ َ َ َ ٌ
                                                                  ْ ُ
                                                             ْ َ
                                 ْ َ
                    “Engkau  ya  Allah  al-Zahir  [yang  segala  sesuatu  menunjukkan
                    akan  keberadaan-Nya]  tidak  ada  suatu  apapun  di  atas-Mu,  dan
                    Engkau  ya  Allah  al-Bâthin  [yang  tidak  dapat  dibayangkan  oleh
                    akal fikiran] tidak  ada  suatu  apapun  di  bawah-Mu”.  Jika  tidak
                    ada suatu apapun di atas-Nya dan tidak ada suatu apapun
                    di bawah-Nya maka berarti Allah ada tanpa tempat” .
                                                                       350

               2.  Ali ibn al-Husain ibn Ali ibn Abi Thalib yang dikenal dengan
                  Ali  Zain  al-Abidin,  sebagaimana  dikutip  oleh  al-Hâfizh  az-

                 350  al-Baihaqi, al-Asmâ’ Wa ash-Shifât
   361   362   363   364   365   366   367   368   369   370   371