Page 365 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 365
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 363
Dari kandungan hadits ini dapat dipahami bahwa Allah Azali,
artinya ada tanpa permulaan. Pada azal tidak ada suatu apapun
selain-Nya bersama-Nya. Pada azal belum ada arsy, langit, bumi,
cahaya, kegelapan, manusia, malaikat, jin, waktu, tempat, arah dan
lainnya. Artinya, pada azal Allah ada tanpa tempat dan tanpa arah,
maka setelah Allah menciptakan tempat Dia tetap seperti sediakala
ada tanpa tempat dan tanpa arah. Sebab bila berubah menjadi
membutuhkan kepada tempat maka berarti Allah baru seperti
makhluk, karena berubah dan membutuhkan adalah di antara sifat-
sifat makhluk. Dengan kebenaran dalil tekstual baik ayat al-Qur’an
maupun hadits di atas, akal kita dapat menerima bahwa sebelum
Allah menciptakan tempat dan arah Dia ada tanpa tempat dan tanpa
arah. Demikian pula akal kita menerima keberadaan-Nya tanpa
tempat dan tanpa arah setelah Dia menciptakan tempat dan arah itu
sendiri.
Sejalan dengan makna hadits shahih di atas, perkataan
sahabat Ali ibn Abi Thalib: “Allah ada [pada azal; tanpa permulaan]
dan belum ada tempat, dan Dia Allah sekarang [setelah
menciptakan tempat] tetap seperti semula, ada tanpa tempat)” 348 .
Imam Ali ibn Abi Thalib juga berkata: “Sesungguhnya yang
menciptakan “Aina” [tempat] tidak boleh dikatakan bagi-Nya di
mana, dan yang menciptakan “Kaifa” [sifat-sifat benda] tidak boleh
dikatakan bagi-Nya bagaimana “ .
349
Adapun ketika kita menghadapkan telapak tangan ke arah
atas atau ke arah langit saat berdoa maka hal ini bukan
menunjukkan bahwa Allah ada di arah atas, akan tetapi karena
langit adalah kiblat dalam berdoa dan merupakan tempat turunnya
348 Abu Manshur al-Baghdadi, al-Farq Bain al-Firaq…, h. 256
349 Ibid.