Page 370 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 370
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 368
menetapkan adanya tempat dan arah bagi Allah, termasuk
arah atas. Pemahaman demikian inilah yang dimaksud dari
ungkapan Imam Abu Hanifah tersebut, sebagaimana ini
dikuatkan oleh perkataan beliau sendiri dalam kitab al-
Washiyyah, --yang juga merupakan karya beliau--, bahwa
Allah ada tanpa tempat dan tanpa arah. Dalam al-Washiyyah
ini, Imam Abu Hanifah berkata: “Dan pertemuan penduduk
surga dengan Allah adalah haq (kebenaran yang wajib
diimani), terjadi tanpa disifati dengan sifat-sifat benda, tanpa
adanya keserupaan dan tanpa arah” 353 .
Masih dalam risalah al-Washiyyah, beliau juga berkata:
“Dan kita menetapkan bahwa Allah, --sebagaimana
dalam firman-Nya--, ‘Alâ al-‘Arsy Istawâ, bukan dalam
pengertian Dia membutuhkan kepada ‘arsy dan bukan dalam
pengertian Dia bertempat di atasnya. Dia yang memelihara
‘arsy dan selain ‘arsy dengan tanpa membutuhkan sedikitpun
kepada makhluknya tersebut. Karena bila Allah
membutuhkan maka Dia tidak akan sanggup menciptakan
alam ini dan mengaturnya, Dia akan seperti seluruh
makhluk-Nya. Jika Allah membutuhkan kepada duduk dan
bertempat, lantas sebelum menciptakan ‘arsy di manakah
Dia?! Maha suci Allah dari keyakinan semacam ini dengan
kesucian yang agung” .
354
353 Abu Hanifah, al-Washiyyah, h. 4. Lihat pula kutipan ‘Ali Mulla al-Qari
dalam Syarh Fiqh al-Akbar, h. 138
354 Lihat al-Habasyi dalam al-Dalîl al-Qawîm mengutip dari al-Washiyyah
karya Abu Hanifah, di-tahqîq oleh Muhammad Zahid al-Kautsari, h. 54. Lihat pula
‘Ali Mulla al-Qari, Syarh al-Fiqh al-Akbar, h. 14, dalam penjelasan “Yad adalah sifat
Allah, bukan merupakan anggota tubuh”. h. 14