Page 364 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 364

Membersihkan Nama Ibn Arabi | 362

                  Firman Allah dalam QS. asy-Syura: 11, dan QS. al-Ikhlash: 4
           tersebut di atas serta beberapa ayat lainnya dalam dalil penjelasan
           sifat Mukhâlafah Li al-Hawâdits memberikan kesimpulan bahwa Allah
           tidak menyerupai suatu apapun dari makhluk-Nya. Allah bukan al-
           Jauhar  al-Fard,  bukan  al-Jism  al-Katsîf  dan  bukan  al-Jism  al-Lathîf.
           Demikian  pula  Allah  tidak  boleh  disifati  dengan  sifat-sifat  benda.
           Dari  sini  dapat  disimpulkan  bahwa  Allah  ada  tanpa  tempat  dan
           tanpa  arah.  Sebab  keduanya  adalah  sifat  benda  dan  merupakan
           makhluk  Allah,  mustahil  Allah  membutuhkan  kepada  makhluk-
           Nya.  Pula  bila  Allah  memiliki  tempat  maka  akan  banyak  yang
           serupa  dengan-Nya,  karena  bila  demikian  maka  berarti  Dia
           memiliki dimensi dan membutuhkan kepada yang menjadikan-Nya
           pada dimensi tersebut   347 .
                  Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:

                                    ِ
                                            ِ
                        )دوراْ لْا نباو يقه ي بلاو يراخبلا هاور( هر يي ءىش نُ كي َ لَو الله ناك
                                                         َ
                                                                           َ َ
                                                              َ
                                     َ َْ َ
                                              َ ُ ُ ََ ُُْ ٌ
                                                                 ْ َ ْ َ ُ
                         ُْ َ ُ ْ َ ّ
                  “Allah ada pada azal [ada tanpa permulaan] dan belum ada
                  suatu  apapun  selain-Nya”.  (HR.  al-Bukhari,  al-Baihaqi,  dan
                  Ibn al-Jarud).


                 347  Imam ‘Ali al-Murshifi, salah seorang sufi kenamaan, mengatakan bahwa
           “sesuatu” terbagi kepada empat bagian. (4) Sesuatu yang ada tanpa tempat dan
           tanpa arah, tidak terpisah-pisah dan tidak terbagi-bagi dan tidak membutuhkan
           kepada  apapun,  yaitu  Dzat  Allah.  (2)  Sesuatu  yang  butuh  kepada  tempat  dan
           arah,  terpisah-pisah  dan  terbagi-bagi,  yaitu  benda  atau  jism.  (3)  Sesuatu  yang
           tidak  terpisah-pisah  dan  tidak  terbagi-bagi  dan  membutuhkan  kepada  tempat,
           yaitu al-Jauhar al-Fard. (4) Sesuatu yang tidak berdiri sendiri, tidak dapat terpisah
           dan  membutuhkan  kepada  tempat,  yaitu  sifat  benda.  Lihat  asy-Sya’rani,  al-
           Yawâqît…, j. 1, h. 29.
   359   360   361   362   363   364   365   366   367   368   369