Page 386 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 386
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 384
‘Anhu), dan tempat ke mana benda tersebut pindah (al-
Muntaqal Ilaih). Ini semua tentu mustahil atas Allah.
Kedua: Jika an-Nuzûl dalam hadits tersebut bermakna
bahwa Dzat Allah benar-benar turun, maka berarti pekerjaan
Allah tidak ada yang lain kecuali hanya terus-menerus
memperbaharui gerakan antara turun dan naik, antara satu
tempat ke tempat yang lain, hingga Dia mendatangi seluruh
sepertiga malam terakhir di setiap bagian dari bumi ini. Hal
ini karena sepertiga malam akhir di setiap bagian bumi ini
berbeda-beda antara satu tempat dengan tempat lainnya.
Dengan demikian berarti Allah selalu berpindah-pindah di
langit dunia ini (langit paling rendah) antara siang dan
malam dari satu wilayah ke wilayah yang lain. Dan pada saat
yang sama setiap saat Dia pulang pergi ke ‘arsy. Pendapat
semacam ini sedikitpun tidak akan pernah diungkapkan oleh
orang yang memiliki akal sehat.
Ketiga: Mereka yang berkeyakinan bahwa Allah
bertempat di atas ‘arsy dan memenuhinya, bagaimana
mungkin kemudian langit dunia dapat mencukupi-Nya?!
Padahal luas langit di banding luasnya ‘arsy tidak ubahnya
laksana sebutir kerikil di banding padang pasir yang luas.
Dengan demikian, --sesuai pendapat mereka--, hal ini tidak
lepas dari salah satu dari dua keadaan; Pertama, bahwa langit
setiap saat selalu berubah menjadi sangat besar hingga dapat
menampung Allah. Atau kedua; bahwa Dzat Allah berubah
menjadi sangat kecil hingga langit mencukupinya. Dan kedua
hal ini tentunya tidak akan pernah kita imani 379 .
379 Lebih luas lihat Ibn Jama’ah, Idlâh al-Dalîl…, h. 164