Page 463 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 463
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 461
semacam ini. Kaum Musyabbihah dan Mujassimah tersebut
tidak hanya mengotori madzhab Hanbali tapi juga memalsukan
perkataan-perkataan para ulama Hanâbilah seperti Syaikh Abd
al-Qadir yang notabene seorang sunni bermadzhab Hanbali.
Dalam pada ini asy-Sya’rani mengatakan bahwa apa yang
tertulis dalam Bahjah al-Asrâr tersebut adalah sisipan dan
kepalsuan dari tangan-tangan orang yang tidak bertanggung
jawab. Adakah seorang wali Allah, seorang yang ‘arif dan alim
berkeyakinan semacam ini?! 448 .
5. Pernyataan beberapa orang yang menisbatkan dirinya kepada
tarekat al-Qadiriyyah mengatakan bahwa seorang mursyid akan
terpelihara dari segala kesalahan. Karenanya setiap ucapan dan
tingkah laku seorang mursyid hendaklah menjadi panutan tanpa
harus dibantah sedikitpun. Dalam pada ini sebagian mereka
dalam menggambarkan Syaikh Abd al-Qadir membuat sya’ir
berbunyi:
448 Lihat asy-Sya’rani, al-Yawâqît…, j. 1, h. 66. Makna firman Allah QS.
Fathir: 10 di atas tidak menunjukkan bahwa Allah berada di arah atas. Sebab bila
ayat mutasyâbihât ini diambil makna zhahirnya maka akan bertentangan dengan
ayat mutasyâbihât yang lain yang zhahirnya memberikan pemahaman seakan-akan
Allah bertempat di bumi, seperti pada firman Allah QS. Al-Baqarah: 115, QS. Al-
Hadid: 4, dan lainnya. Adapun makna yang benar dari firman Allah di atas ialah
bahwa al-Kalim al-Thayyib (kalimat-kalimat yang baik); seperti Lâ Ilâha IllAllah naik
ke tempat yang dimuliakan Allah, yaitu langit. -Artinya langit adalah tempat
kemuliaan dan rahmat Allah, karena dari langit turun rizki-rizki bagi para hamba-
Nya-. Dan makna “Wa al-‘Amal al-Shâlih Yarfa’uh” artinya setiap amalan yang
saleh diterimanya. Lihat al-Habasyi, al-Shirât…, h. 47