Page 465 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 465
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 463
ِ
ِ ِ ِ
عم نُ كف عرشلا اوفَ لاخ نإف عرشلا اوفلايَ َ لَ ام مُ لْاوحأ موقْ لل مّ لس
َ
ُ َُ
ّ
ّ
ُ َ
ْ َ ُْ َْ
َ َ ْ
ْ َ َ ْ
َ َ ْ
ْ
ْ َ
عرشلا
ّ
ْ
“Jangan engkau hirauhkan kaum sufi terhadap keadaan
apapun yang ada pada diri mereka selama mereka tidak
menyalahi syara’, namun jika mereka menyalahi syara’ maka
ikutilah syara’ -jangan mengikuti mereka-”.
Dari beberapa pernyataan para ulama di atas dapat dipahami
bahwa tidak seorang manusiapun yang dapat terbebas dari
kesalahan dalam urusan agama, baik kesalahan kecil maupun
besar. Inilah yang dimaksud dengan hadits nabi:
ِ
ِِ
الله لوسر ر يي ْ كر ت يو هلو ق نم ُ ذخؤ ي لَّإ دحأ نم مُ كنم ام
ِ ِ ُْ َ َْ َ َ َُ ْ ْ ِ َ ُْ ّ َ ْ ْ ْ ِ َ
ْ
َ
“Tidak seorangpun dari kalian, kecuali setiap ucapannya ada
kemungkinan benar dan ada kemungkinan salah, selain
Rasulullah; selalu benar”.
Dari pemahaman hadits ini dapat diambil kesimpulan bahwa
seluruh manusia, dari mulai para sahabat nabi hingga mereka
yang hidup di masa sekarang ini, tidak dapat menghindarkan
diri dari kemungkinan berbuat kesalahan dalam urusan agama.
Kecuali Rasulullah, ia dijaga oleh Allah dari kemungkinan
kesalahan tersebut. Contoh paling kongkrit, yang hal ini
dijadikan alasan kuat oleh para ulama, adalah bahwa beberapa
sahabat Rasulullah yang telah diberi kabar gembira akan masuk
surga, jatuh dalam kesalahan. Namun hal ini tidak menafikan
keutaman dan derajat mereka. Para sahabat tersebut adalah