Page 467 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 467
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 465
harga-harga mas kawin kalian, perempuan ini benar dalam
pendapatnya dan Umar telah salah”.
Demikian pula yang terjadi di kalangan para ulama.
Kemungkinan kesalahan dalam memberikan fatwa adalah
keniscayaan yang tidak dapat dihindari. Dan bila salah seorang
dari mereka terjatuh dalam kesalahan, maka klaim salah dari
ulama yang lebih kuat pendapatnya adalah hal yang biasa
terjadi. Karenanya, Imam al-Haramain dalam beberapa kitabnya
seringkali menulis: “Ayahku berkata demikian, dan ini salah!!”.
Padahal ayah beliau, bernama Abdullah ibn Yusuf yang dikenal
dengan sebutan Imam al-Juwaini, adalah seorang ulama
terkemuka di kalangan madzhab Syafi’i. Bahkan, karena sangat
agungnya keilmuan Imam al-Juwaini, sebagian ulama berkata
jika setelah nabi Muhammad ada lagi seorang nabi maka al-
Juwaini inilah yang berhak atas kenabian tersebut.
Dengan demikian pernyataan sebagain pengikut tarekat
bahwa seorang mursyid selalu terpelihara dari segala kesalahan
adalah sebuah kesesatan belaka. Pernyataan mereka ini jelas
tanpa didasarkan kepada ilmu agama. Seperti sebagian mereka
yang berkata bahwa seorang syeikh atau mursid mengetahui
segala sesuatu yang diperbuat oleh muridnya, sekalipun mursid
tersebut sedang di tempat tidurnya. Sebagian lainnya berkata
bahwa seorang mursid mengetahui hal-hal yang gaib dan
mengetahui segala sesuatu yang terlintas di dalam benak setiap
muridnya. Na’udzu Billâh.
6. Sebagian pengikut tarekat al-Qadiriyyah, juga beberapa
pengikut tarekat lainnya beranggapan bahwa bergabung dalam
komunitas tarekat adalah suatu kewajiban. Pernyataan semacam