Page 469 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 469
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 467
tersebut. Dan barang siapa merintis dalam Islam sesuatu
yang buruk, maka bagi orang tersebut dosa dari apa yang ia
perbuat dan dosa dari orang-orang yang mengikutinya
sesudahnya, dengan tanpa berkurang sedikitpun dari dosa
orang-orang tersebut” (HR. Muslim dalam Shahih-nya).
Contoh dari bid’ah hasanah sangat banyak, seperti; pembuatan
titik-titik pada huruf huruf al-Qur’an dan harakat i’râb-nya,
merayakan peringatan maulid nabi Muhammad, membuat
mihrab-mihrab masjid dan lainnya. Termasuk dalam bid’ah
hasanah ini adalah tarekat-tarekat yang dirintis oleh para wali
Allah dan orang-orang saleh.
Dengan demikian kita tidak meragukan bahwa tarekat-
tarekat seperti al-Qadiriyyah, an-Naqsyabandiyyah, ar-
Rifa’iyyah, as-Suhrawardiyyah, al-Jistiyyah, as-Sa’diyyah, asy-
Syadziliyyah, al-Badawiyyah, ad-Dasuqiyyah, al-Maulawiyyah
dan berbagai tarekat lainnya, tujuan dirintisnya adalah sesuatu
yang baik dan masuk dalam pengertian bid’ah hasanah. Mereka
yang merintis tarekat-tarekat tersebut adalah orang-orang saleh,
ahli ilmu dan amal yang konsisten dalam menjalankan syari’at
Rasulullah. Bila kemudian di belakang hari tarekat-tarekat
tersebut dimasuki kesesatan-kesesatan maka hal itu tidak
merusak asal kebolehan tarekat itu sendiri, hanya saja tentu yang
harus dipermasalahkan sekaligus disingkirkan adalah
penyimpangan-penyimpanganya, bukan tarekatnya.
Bergabung dengan salah satu tarekat yang ada bukan suatu
kewajiban. Sebagian mereka yang mewajibkannya adalah
pernyataan tanpa dasar. Pada hakekatnya, komitmen yang
dituntut dari setiap orang muslim adalah agar selalu bertakwa,