Page 472 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 472

Membersihkan Nama Ibn Arabi | 470

                  Masalah  yang  kemudian  menjadi  bencana  adalah  bahwa
           beberapa  orang  dari  kaum  muslimin  yang  mengambil  kalimat
           syathahât  tersebut  dan  dijadikannya  sebagai  legitimasi  bagi
           kesesatan-kesatan  mereka  sendiri.  Tidak  sedikit  orang  yang
           berkeyakinan  hulûl  atau  wahdah  al-wujûd  dan  mengambil  referensi
           dari  perkataan-perkataan  syathahât.  Hal  inilah  yang  menjadi
           keprihatinan  as-Sarraj  sebagaimana  ia  ungkapkan  dalam  kitab  al-
           Luma’ 452 . Padahal syathahât tersebut tidak ada yang bertujuan untuk
           mengungkapkan  keyakinan-keyakinan  kufur;  seperti  keyakinan
           hulûl dan wahdah al-wujûd.
                  Jauh  sebelum  orang-orang  yang  “merasa  tahu”  pada  masa
           kita  sekarang  ini,  al-Junaid  al-Baghdadi  telah  memberikan
           penjelasan  gamblang  dari  tujuan-tujuan  ucapan  Abu  Yazid.
           Penjelasan  al-Junaid  inipun  merupakan  jawaban  jika  kalimat-
           kalimat tersebut benar adanya dari Abu Yazid. Dalam pada ini al-
           Junaid  berkata:  “Hikayat-hikayat  yang  dinisbatkan  kepada  Abu
           Yazid bermacam-macam. Dan orang-orang yang mengutip hikayat-
           hikayat  tersebut  memahami  berbeda-beda.  Ragam  ungkapan-
           ungkapan tersebut kemungkinan timbul dari perbedaan waktu (al-
           waqt) dan keadaan (al-mauthin) yang dialami Abu Yazid”.      453
                  Dalam  kitab  al-Luma’,  as-Sarraj  mengutip  hampir  seluruh
           takwil-takwil  al-Junaid  tentang  perkataan Abu  Yazid.  Dari  takwil-
           takwil  tersebut  tidak  terdapat  satupun  yang  berindikasi  kepada
           tujuan hulûl atau ittihâd. Ini merupakan bukti kuat bahwa hulûl atau
           ittihâd  sama  sekali  bukan  merupakan  akidah  kaum  sufi.  Tulisan-
           tulisan al-Junaid yang notabene seorang sufi, bahkan pemuka kaum
           sufi sendiri, lebih mengetahui maksud dan tujuan orang sesamanya,

                 452  Lihat as-Sarraj, al-Luma’…, h. 460
                 453  Ibid, h. 459. Tentang takwil al-Junaid lihat al-Luma’…, h. 459-480
   467   468   469   470   471   472   473   474   475   476   477