Page 476 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 476
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 474
yang maha Qadîm menyatu dengan tubuh manusia yang baru.
Al-Ghazali berpesan, dalam menyikapi kasus-kasus semacam ini
janganlah engkau dilalaikan oleh nama seorang sufi agung
siapaun dia, sementara engkau terpaksa harus meyakini setiap
perkara-perkara yang menyalahi syari’at yang mustahil yang ada
padanya. Tapi kaedah yang harus engkau pegang kuat adalah
bahwa kebenaran bukan dikenali dari siapa yang
mengucapkannya, tapi sebaliknya manusia-manusia itu sendiri
yang akan dikenali oleh kebenaran 454 .
c. Kedustaan Yang Dinisbatkan Kepada Imam Abu al-Hasan
asy-Syadzili
Ada sebagian orang yang mengaku pengikut tarekat asy-
Syadziliyyah merubah bacan-bacaan dzikir yang hal tersebut sama
sekali bukan berasal dari Imam Abu al-Hasan asy-Syadzili.
Biasanya, halaqah dzikir mereka dimulai dengan bacaan yang benar
dalam mengucapkan “Allah”. Namun semakin lama bacaan tersebut
dalam irama dan ritme bertambah semakin cepat hingga kalimat-
kalimat yang diucapkan menjadi tidak jelas. Hingga pada akhirnya,
lafzh al-Jalâlah “Allah” berubah menjadi lafzh “Âh”. Dalam bacaan
dzikir yang sangat cepat tersebut mereka hanya mengucapkan “Âh...
Âh... Âh...” sebagai pengganti “Allah... Allah...”.
Dzikir dengan bacaan semacam ini jelas merupakan dzikir
yang rusak dan batil. Syaikh Salim Bisyri, salah seorang Syaikh al-
Azhar dan ulama terkemuka, ketika ditanya hukum menghadiri
halaqah dzikir yang mengucapkan lafzh al-Jalâlah “Allah” dengan
tanpa memanjangkan huruf “lâm” (madd al-lâm), beliau berkata:
454 Lihat al-Ghazali, al-Maqshad al-Asnâ…, h. 137.