Page 480 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 480
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 478
bukti bahwa manusia dengan segala pendapatnya berada di dalam
lingkaran “keniscayaan-keniscayaan kebenaran”.
Tentang kitab Ihyâ’ ‘Ulûmiddîn, di antara hal yang
dimunginkan sebagai sisipan palsu di dalamnya yang dimasukan
oleh tangan-tangan tidak bertanggung jawab adalah sebuah
pernyataan yang dianggap sebagai hadits nabi. Disebutkan bahwa:
“Siapa yang berkata saya adalah seorang mukmin maka dia adalah
seorang yang kafir, dan siapa yang berkata saya adalah seorang
yang alim maka ia adalah seorang yang bodoh”. Pernyataan
semacam ini, dengan hanya dilihat dari lafazh zhahirnya nampak
jelas bukan sebuah hadits. Bagaimana mungkin seorang yang
berkata “Saya seorang mukmin” maka dia adalah seorang kafir.
Tentu ini juga dikuatkan dengan pernyataan huffâzh al-hadîts yang
menetapkan bahwa kalimat tersebut bukan sebagai hadits yang
tsâbit.
Adapun hadits yang tsâbit dari Rasulullah justru
berseberangan dengan pernyataan di atas. Dalam sebuah hadits
yang masyhur di kalangan kaum sufi disebutkan bahwa suatu hari
Rasulullah bertemu dengan sahabat Haritsah ibn Malik. Rasulullah
berkata kepadanya: “Bagaimana keadaanmu hari ini wahai
Haritsah?”. Haritsah menjawab: “Hari ini aku telah menjadi seorang
mukmin yang hakiki”. Rasulullah berkata: “Lihatlah apa yang
engkau katakan itu, karena sesungguhnya setiap perkataan itu
memiliki hakekat”. Haritsah berkata: “Aku telah menjauhkan diriku
dari dunia, aku hidupkan malamku, dan aku berpuasa pada siang
hariku, maka seakan aku mendapati diriku telah nampak berada di
arsy Tuhanku, dan seakan aku melihat penghuni surga saling
berkunjung di antara mereka, serta seakan aku aku melihat
penghuni neraka mereka sedang berteriak-teriak tersiksa di