Page 481 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 481

Membersihkan Nama Ibn Arabi | 479

           dalamnya”.  Rasulullah  berkata:  “Engkau  telah  menjadi  ‘ârif  maka
           tetaplah  dalam  ini,  engkau  adalah  seorang  hamba  yang  telah
           dikarunikan cahaya keimanan oleh Allah dalam hatinya”.
                  Hadits  ini  sangat  dikenal  dan  sangat  masyhur  di  kalangan
           kaum sufi. al-Hâfizh al-Faqîh al-Mujtahid Imam Taqiyyuddin as-Subki
           dalam  beberapa  risalahnya,  sebagai  mana  hal  ini  dikutip  al-Hâfizh
           az-Zabidi  dalam  kitab  Syarah  Ihyâ,’  mengatakan  bahwa  hadits  ini
           seringkali  dikutip  oleh  para  ulama  sufi  dan  ia  merupakan  hadits
           yang  sangat  mashur  di  kalangan  mereka,  sekalipun  di  dalam
           sanadnya  terdapat  kelemahan  dari  orang  bernama  Yusuf  ibn
           ‘Athiyyah.  Imam  As-Subki  mengatakan  bahwa  dari  hadits  ini
           diambil  dua  faedah  penting.  Salah  satunya  untuk  menunjukkan
           kebolehan  mengucapkan  “Saya  adalah  seorang  mukmin  (Anâ
           Mu’min)” tanpa adanya pengecualian.      457
                  Komentar al-Hâfizh as-Subki yang dikutip al-Hâfizh az-Zabidi
           di  atas  adalah  salah  satu  bukti  yang  lebih  dari  cukup  untuk
           menguatkan bahwa pernyataan semacam di atas bukan merupakan
           hadits.  Kemudian  dari  pada  itu  hadits  Haritsah  yang  walaupun
           berkualitas dla’îf, namun adanya makna yang kontradiktif di antara
           kedua  hadits  ini  yang  tidak  dapat  digabungkan  memberikan
           indikasi  bahwa  salah  satu  dari  keduanya  pasti  tidak  benar.  Tentu
           yang benar adalah hadits Haritsah karena ketika sahabat ini  berkata
           “Anâ  Mu’min…”,  Rasulullah  sama  sekali  tidak  mengingkarinya,





                 457  Lihat az-Zabidi, Ithâf as-Sâdah al-Muttaqîn…, j. 2, h. 280. Sekalipun dalam
           hadits  Haritsah  di  atas  ada  kelemahan  namun  kelemahan  tersebut  adalah
           kelemahan  yang  ringan  (dl’af  khafif).  Dan  kualitas  hadits  semacam  ini  boleh
           diamalkan  dalam  fadla’il  al-a’mal.  Di  samping  itu  makna  hadits  tersebut  adalah
           sesuatu yang shahih.
   476   477   478   479   480   481   482   483   484   485   486