Page 461 - Membersihkan Nama Ibn Arabi_Dr. H. Kholilurrohman, MA
P. 461
Membersihkan Nama Ibn Arabi | 459
tawadlu. Kebanyakan para sahabat, terlebih para sahabat
terkemuka beliau (Kibâr al-Shahâbah) adalah orang-orang yang
tawadlu. Hadits hendak ini memberikan penjelasan kepada kita
bahwa sikap tawadlu adalah sikap yang sangat terpuji.
Sementara kebalikannya, yaitu sikap takabur, sombong dan riya’
adalah sifat-sifat tercela. Sikap tawadlu inilah yang selalu
diteladani seluruh para wali Allah, termasuk oleh Syaikh Abd al-
Qadir. Bahkan dalam beberapa kesempatan Syaikh Abd al-Qadir
menyatakan bahwa derajat ketaqwaan dan kewalian tidak lain
salah satunya diraih dengan sifat tawadlu dan lapang dada
(Salâmah al-Shadr). Artinya, perkataan “Telapak kakiku ini
berada di atas leher seluruh wali Allah” jelas memberikan
pemahaman kesombongan. Kalimat semacam ini bagaiman
mungkin dinyatakan Syaikh Abd al-Qadir yang menjunjung
sifat-sifat tawadlu’?!
Syaikh Abu al-Huda ash-Shayyadi berkata:
“Adapun apa yang tertulis dalam kitab Bahjah al-Asrâr
karya asy-Syathnufi tentang manâqib Syaikh Abd al-Qadir
yang memuat hikayat-hikayat dan riwayat-riwayat maudlû’
(palsu), hal ini telah dinilai oleh para pemuka sufi sendiri. Di
antara mereka ada yang menilai bahwa asy-Syathnufi sengaja
membuat kedustaan-kedustaan tersebut dengan tujuan-
tujuan pribadi. Penilaian ini di antaranya dari Ibn Rajab al-
Hanbali dalam Thabaqât al-Hanâbilah dalam penulisan biografi
Syaikh Abd al-Qadir. Sebagian sufi lain mengatakan bahwa
asy-Syathnufi adalah seorang pembuat cerita-cerita dusta.
Mereka menyatakan bahwa asy-Syathnufi tidak tahu apa-