Page 8 - Mengungkap-Kerancuan-Pembagian-Tauhid-Kepada-Uluhiyyah-Rububiyyah-dan-al-Asma-Wa-ash-Shifat-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-277-Hal
P. 8
6 | Mengungkap Kerancuan Tiga Tauhid
orang-orang yang bertawassul dengan para Nabi atau para Wali
juga kafir musyrik karena menjadikan para Nabi dan Wali sebagai
wasilah kepada Allah. Demikian kesimpulan ekstrim at-Taimiyyun.
Lalu, untuk menguatkan pemahaman ini at-Taimiyyun banyak
mengutip ayat-ayat al-Qur‘an yang turun tentang orang-orang
kafir, lalu oleh mereka diberlakukan terhadap orang-orang Islam.
sehingga at-Taimiyyun biasa menempatkan ayat-ayat bukan pada
tempatnya.
Kesimpulan puncak at-Taimiyyun; mengatakan bahwa
orang-orang Islam yang melakukan tawassul (mencari wasilah), atau
istighatsah (meminta pertolongan) dengan para Nabi, para Wali,
dan orang-orang saleh, serta tabarruk (mencari berkah) dengan
mereka adalah orang kafir. Bahkan at-Taimiyyun memandang
kekufuran meraka jauh lebih parah dari pada kekufuran Abu
2
Lahab, Fir‘aun, Haman, dan lainya . Na‟udzu billah.
Baik, Sebelum kita masuk lebih jauh ke dalam bahasan
judul besar buku kita ini, berikut ini adalah catatan ringkas,
semacam kesimpulan kecil, dalam bantahan sederhana, tetapi kuat
dan sangat logis, terhadap faham pembagian tauhid kepada tiga
macam di atas. Kita catat per poin sebagai berikut;
(Satu): Sebelum Ibnu Taimiyah tidak pernah dikenal
adanya pembagian tauhid kepada tauhid Uluhiyyah, Rububiyyah dan
al-Asma‟ wa ash-Shifat. Logikanya, orang-orang mukmin sebelum
abad tujuh hijriyah; --yaitu masa sebelum datangnya Ibnu
Taimiyah sendiri--, adalah orang-orang yang tidak mengenal
2 Salah seorang pemuka Wahabi bernama Muhammad
Ahmad Basyamil menulis buku berjudul Kayfa Nafham at-Tauhid. Di
dalamnya ia menuliskan: ―Abu Jahal dan Abu Lahab lebih banyak nilai
tauhidnya dan lebih murni imannya dengan Allah dari pada orang-orang
Islam yang ber-tawassul dengan para wali dan orang-orang saleh. h. 16