Page 11 - Mengungkap-Kerancuan-Pembagian-Tauhid-Kepada-Uluhiyyah-Rububiyyah-dan-al-Asma-Wa-ash-Shifat-Dr.-H.-Kholilurrohman-MA-277-Hal
P. 11

Mengungkap Kerancuan Tiga Tauhid  | 9

                  “Aku diperintah untuk memerangi manusia hingga mereka
                  bersaksi  bahwa  tidak  ada  Tuhan  yang  berhak  disembah
                  (Ilah)  kecuali  Allah  dan  bahwa  aku  adalah  Rasulullah”.
                  (HR. al-Bukhari dan lainnya).

            Tidak  ada  satupun  hadits  mengatakan  bahwa  orang-orang  kafir
            yang  diperangi  oleh  Rasulullah  sebagai  orang-orang  ahli  tauhid
            dari  segi  tauhid  Rububiyyah,  mereka  hanya  tidak  mengetahui
            tauhid  Uluhiyyah.  Juga  tidak  ada  satupun  hadits  menetapkan
            bahwa  orang-orang  kafir  tersebut  sama  dengan  orang-orang
            Mukmin dari segi tauhid Rububiyyah.

                    (Lima):  Jika  seorang  kafir  hendak  masuk  Islam  maka
            jalannya  hanyalah  satu.  Mengucapkan  dua  kaliamat  syahadat
            dengan  mulutnya  dan  meyakini  maknanya  dengan  hatinya.
            Seorang yang semula kafir dengan hanya mengucapkan:
                            ْ   ُْ لو ْ الل  ْ س ْ رْامحمد  ّ  ْ ه ْ د ْ ْ نأ ْ  َ ْ هأوْاللْلاإ ْ ْ ولإْلا  ْ  ْ ه ْ د ْ ْ نأ ْ  َ ْ هأ
                                               ْ ُ
                                                                  ْ ُ
                                                        َ
                                    َ ُ
            maka ia dihukumi Mukmin Muslim. demikian pula seandainya ia
            mengucapkan  “La  Rabba  Illallah...”  maka  syahadat-nya  dapat
            dianggap cukup. Demikian dikatakan oleh para Ulama kita. Oleh
            karena kata Ilah dan kata Rabb memiliki makna yang sama. Al-Ilah
            artinya; Tuhan yang berhak disembah. Demikian pula makna al-
            Rabb.  Dalam  pada  ini,  tidak  dikatakan  kepada  orang  kafir  yang
            mau  masuk  Islam  tersebut;  ber-syahadat-lah  engkau  dari  segi
            tauhid  Uluhiyyah  saja,  tidak  usah  ber-syahadat  dari  segi  tauhid
            Rububiyyah, karena engkau telah meyakininya‖.

                    (Enam):  Dalam sebuah hadits sahih disebutkan bahwa di
            antara  bentuk  fitnah  kubur  adalah  pertanyaan  dua  Malaikat
            Munkar dan Nakir kepada mayit. Di antara yang ditanyakan oleh
            Malaikat terhadap mayit di dalam kubur adalah “Man Rabbuka?”.
            (HR. Abu Dawud, Ahmad dan lainnya). Dipahami dari hadits ini
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16