Page 13 - Buku Digital_Julika Supriani (2006101020054)
P. 13

dorong yang cukup powefull sehingga hanya diperlukan

        dua  tingkat  pada  roket  untuk  meluncurkan  muatan  ke


        orbit. Teknologi roket yang dimiliki Rusia ini memang

        masih belum bisa ditiru oleh negara lain.




               Oleh  karena  itulah  Rusia  juga  sering  mendapat

        kepercayaan untuk meluncurkan muatan berat ke orbit,


        termasuk  modul-modul  inti  dari  Stasiun  Ruang

        Angkasa  Internasional  (International  Space  Station,


        ISS). Indonesia sendiri pernah memanfaatkan jasa roket

        Rusia  untuk  meluncurkan  satelit  Garuda-1  yang

        memang tergolong satelit berukuran besar. Cina sudah


        merancang  untuk  mengirimkan  misi-misi  lanjutan,  di


        antaranya  rencana  untuk  menempatkan  stasiun  ruang

        angkasanya sendiri, bahkan mengirim misi berawak ke

        bulan.  Tapi  keberhasilan  Cina  meluncurkan  misi


        berawak  sepertinya  berhasil  menyadarkan  bangsa-

        bangsa  Asia  bahwa  mereka  tidak  lagi  bisa  dipandang


        remeh.




        c. Perkembangan di Indonesia



               Indonesia  belum  pernah  terlibat  secara  langsung


        dalam  eksplorasi  ruang  angkasa,  tetapi  Indonesia

        sebenarnya  termasuk  negara  yang  cukup  disegani


        karena              pengalamannya                         dalam              mengeksploitasi

        teknologi  keantariksaan.  Saat  penggunaan  satelit  bagi


        sebagian  besar  negara  masih  sangat  jarang,  Indonesia

        telah meluncurkan satelitnya yang pertama, Palapa A1


        pada  9  Juli  1976.  Ini  mencatatkan  Indonesia  sebagai

        negara  ketiga  di  dunia  setelah  AS  dan  Canada  yang


        menggunakan  satelit  komunikasi  domestiknya  sendiri.

        Indonesia  juga  sudah  memanfaatkan  jasanya  untuk
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18