Page 11 - Buku Digital_Julika Supriani (2006101020054)
P. 11
pihak Rusia untuk membayar ongkos sewa agar dapat
terus menggunakan pangkalan tersebut. Rusia terus
melanjutkan program antariksa mereka dengan
memanfaatkan stasiun luar angkasa Mir. Tetapi karena
kurangnya biaya ditambah lagi dengan kondisi Mir
yang memang sudah terlalu tua akhirnya membuat
pemerintah Rusia terpaksa memutuskan untuk
mengakhiri riwayat stasiun kebanggaan mereka itu pada
bulan april 2001.
Ruang angkasa memang terlalu luas untuk
dieksplorasi oleh satu atau dua negara tertentu saja.
Dewasa ini, pemanfaatan luar angkasa dilakukan atas
dasar kerja sama, bukan lagi persaingan seperti pada
awalnya. Kini, AS dan Rusia, bersama-sama dengan
negara-negara maju lainnya bahu-membahu
mengembangkan Stasiun Luar Angkasa Internasional
(International Space Station) yang diharapkan kelak
menjadi pusat kegiatan eksplorasi antariksa secara
lintas negara. Sementara itu, teknologi roket juga tidak
lagi merupakan monopoli AS atau Rusia. Tercatat
negara-negara seperti Jepang, India, Cina, dan Uni
Eropa, juga telah berhasil mengembangkan teknologi
roketnya sendiri. Rencana Cina untuk meluncurkan
misi berawak ke antariksa kiranya akan menorehkan
sejarah baru dalam dunia penerbangan antariksa.
b. Perkembangan di Cina
Dalam Perkembangan berikutnya Cina berhasil
untuk mengirimkan manusia ke orbit. Roket Long
March 2F yang membawa kapsul Shenzhou V akhirnya
meluncur dari landasan pusat antariksa Cina di