Page 116 - Draft Revisi BUKU TJ Reviu Bu Ning PR Ok_Kirim Pak Unan_18 Des 2024
P. 116

a.  adanya hak dan/atau kewenangan konstitusional para pemohon yang

                              diberikan  oleh  Undang-Undang  Dasar  Negara  Republik  Indonesia
                              Tahun 1945;

                         b.  hak dan/atau kewenangan konstitusional tersebut oleh para pemohon
                              dianggap dirugikan oleh berlakunya undang-undang yang dimohonkan

                              pengujian;

                         c.  kerugian  konstitusional  tersebut  harus  bersifat  spesifik  (khusus)  dan
                              aktual  atau  setidak-tidaknya  potensial  yang  menurut  penalaran  yang

                              wajar dapat dipastikan akan terjadi;
                         d.  adanya  hubungan  sebab  akibat  antara  kerugian  dimaksud  dan

                              berlakunya undang-undang yang dimohonkan pengujian; dan

                         e.  adanya kemungkinan bahwa dengan dikabulkannya permohonan a quo,
                              maka  kerugian  konstitusional  seperti  yang  didalilkan  tidak  akan  atau

                              tidak lagi terjadi.


                         Merujuk  pada  Putusan  Mahkamah  Konstitusi  Nomor  27/PUUVII/2009,
                         bertanggal 16 Juni 2010, Mahkamah menetapkan kedudukan hukum (legal

                         standing) kepada  perseorangan  dan  non-government  organization  (NGO)

                         atau lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam mengajukan permohonan
                         pengujian  undang-undang  dengan  pertimbangan,  antara  lain,  sebagai

                         berikut:


                         “Dari praktik Mahkamah (2003-2009), perorangan WNI terutama pembayar
                         pajak (tax payer, vide Putusan Nomor 003/PUU-I/2003) berbagai asosiasi

                         dan  NGO/LSM  yang  concern  terhadap  suatu  undang-undang  demi

                         kepentingan publik, badan hukum, pemerintah daerah, lembaga negara, dan
                         lain-lain oleh Mahkamah dianggap memiliki legal standing untuk mengajukan

                         permohonan  pengujian,  baik  formil  maupun  materiil,  undang-undang

                         terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”.


                     2.  Pemohon  pengujian  peraturan  perundang-undangan  di  bawah  undang-
                         undang ke Mahkamah Agung:

                         Berdasarkan ketentuan Pasal 31A  ayat (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun
                         2009  tentang  Perubahan  Kedua  Atas  Undang-Undang  Nomor  14  Tahun


                                                                                                      116
   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121