Page 55 - Draft Revisi BUKU TJ Reviu Bu Ning PR Ok_Kirim Pak Unan_18 Des 2024
P. 55

dilakukan secara lebih objektif dengan mempertimbangkan  masukan yang ada

                     sehingga menghasilkan keputusan.
                     Pengambilan keputusan dalam pengharmonisasian tersebut dilakukan dengan

                     mempertimbangkan  masukan  yang  ada,  sehingga  menghasilkan  keputusan
                     yang dapat mengakomodir berbagai kepentingan secara berimbang dan dapat

                     diterima  oleh  semua  pihak  yang  menjadi  anggota  panitia  antarkementerian
                     dan/atau antarnonkementerian (win win solution).

                     Di samping itu, dalam proses pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan

                     konsepsi rancangan peraturan perundang-undangan Kementerian Hukum dan
                     Hak Asasi Manusia selaku koordinator dalam pengharmonisasian tersebut juga

                     berwenang  untuk  memastikan  kembali  keseluruhan  rangkaian  proses

                     penyusunan  peraturan  perundang-undangan  yang  ditempuh  telah  memenuhi
                     aspek  formil  maupun  materil  sesuai dengan  ketentuan  peraturan  perundang-

                     undangan,  serta  memastikan  kembali  keterlibatan  seluruh  pemangku
                     kepentingan  atas  penyusunan  rancangan  peraturan  perundang-undangan

                     dimaksud


                     Panitia  antarkementerian  dan/atau  antarnonkementerian  adalah  panitia  yang

                     ditetapkan oleh pemrakarsa yang bertugas untuk menyusun suatu rancangan
                     peraturan  perundang-undangan.  Keanggotaan  panitia  antarkementerian

                     dan/atau antarnonkementerian terdiri atas unsur:
                     a.  kementerian  yang  menyelenggarakan  urusan  pemerintahan  di  bidang

                         hukum;
                     b.  kementerian/lembaga  pemerintah  nonkementerian  dan/atau  lembaga  lain

                         yang  terkait  dengan  substansi  yang  diatur  dalam  rancangan  undang-

                         undang; dan
                     c.  perancang  peraturan  perundang-undangan  yang  berasal  dari  instansi

                         Pemrakarsa.


                     Selain keanggotaan tersebut, pemrakarsa dapat mengikutsertakan ahli hukum,

                     praktisi, atau akademisi yang menguasai permasalahan yang berkaitan dengan
                     materi rancangan peraturan perundang-undangan yang disusun.






                                                                                                       55
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60