Page 32 - MEDIKA 2022_Neat
P. 32

PEMERIKSAAN SPESIMEN GINJAL TIKUS UNTUK
       DETEKSI DINI PENYAKIT LEPTOSPIROSIS


       MENGGUNAKAN METODE PCR DI KKP BANDUNG


       TAHUN 2022









































              OLEH : RYAN JULIANSYAH





        Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans. Leptospirosis

    dikeluarkan  melalui  kontak  dengan  air,  lumpur,  tanaman  yang  telah  dicemarkan  oleh  air  seni  dari  rodent


    (tikus) dan hewan lain yang mengandung bakteri Leptospira. Beberapa hewan yang bisa menjadi perantara


    penyebaran leptospirosis selain rodent (tikus) adalah sapi, kambing, domba, kuda, kucing, anjing, babi, landak,


    kelelawar,  tupai,  sedangkan  rubah  dapat  menjadi  karrier  dari  Leptopsira.  Selama  berada  di  dalam  ginjal


    hewan, bakteri Leptospira sewaktu-waktu dapat keluar bersama urin sehingga mengontaminasi air dan tanah.


    Di air dan tanah tersebut, bakteri Leptospira dapat bertahan dalam hitungan bulan atau tahun.




          Secara umum gejala yang                                         d. tinggal di daerah rawan banjir; e. sering melakukan rekreasi air di alam


      muncul                dari          leptospirosis                   bebas,  bekerja  di  militer  atau  polisi  hutan.  Di  Indonesia,  penyakit  ini

      yaitu  demam,  nyeri  kepala,                                       termasuk  re-emerging  disease,  sehingga  sewaktu-waktu  dapat  muncul


      nyeri           otot,          khususnya                   di       secara  sporadik  serta  berpotensi  untuk  menimbulkan  Kejadian  Luar  Biasa

      daerah  betis,  paha,  serta                                        (KLB).  Leptospirosis  dapat  menyebabkan  kematian  namun  juga  dapat


      gagal             ginjal.           Leptospirosis                   diobati.Penularan pada manusia dapat terjadi dari kondisi yaitu: a. kontak


      banyak  ditemui  di  negara                                         langsung  antara  kulit  dengan  urin  hewan  pembawa  bakteri  leptospira;  b.


      tropis  dan  subtropis,  seperti                                    kontak antara kulit dengan air dan tanah yang terkontaminasi urin hewan

      Indonesia. Hal ini karena iklim                                     pembawa  bakteri  pembawa  Leptospira;  c.  Mengonsumsi  makanan  yang


      yang  panas  dan  lembap

      dapat               membuat                     bakteri             terkontaminasi  urin  hewan  pembawa  bakteri  penyebab  Leptospirosis.


      Leptospira  bertahan  hidup                                         Bakteri Leptospira dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka, baik


      lebih              lama.                Umumnya,                    luka kecil seperti luka lecet, maupun luka besar seperti luka robek. Bakteri

      Leptospirosis                         menyerang                     ini juga bisa masuk melalui mata, hidung, mulut, dan saluran pencernaan.


      pada  individu  yang  :  a.                                                 Pada  bulan  Januari  2022,  melalui  surat  nomor  PV.05/01/5/42/2022,


      menghabiskan                               sebagian                 Subdit  vektor  Direktorat  Jenderal  Pencegahan  dan  Pengendalian  Penyakit

      besar             waktunya                   di        luar         (P2P)  Kementerian  Kesehatan  RI  memberikan  arahan  kepada  seluruh


      ruangan                  seperti               pekerja              Kantor  Kesehatan  Pelabuhan  (KKP)  yang  berada  di  pulau  Jawa,  untuk


      tambang,                      petani,                 dan           melaksanakan  pengambilan  sampel  ginjal  dari  tikus  untuk  dilakukan

      nelayan; b. sering berinteraksi


      dengan                   hewan                  seperti             deteksi leptospirosis melalui pemeriksaan metode PCR. Langkah ini sebagai


      peternak,  dokter  hewan;  c.                                       upaya deteksi dini ada tidaknya bakteri leptospirosis pada tubuh tikus agar

      memiliki                pekerjaan                   yang            dapat dilakukan tindakan pencegahan.


      berkaitan  dengan  saluran                                            Atas  arahan  tersebut,  Koordinator  Substansi  Pengendalian  Risiko


      pembuangan atau selokan;                                            Lingkungan  (PRL)  KKP  Kelas  II  Bandung,  Bapak  Boyke  Tanaka,  SKM

                                                                          menginstruksikan  kepada  seluruh  tenaga  jabatan  fungsional  Entomolog


                                                                          Kesehatan baik terampil maupun ahli di seluruh wilayah kerja KKP Kelas II


                                                                          Bandung untuk melaksanakan kegiatan pemasangan perangkap tikus baik


                                                                          di  wilayah  kerja  bandara  maupun  pelabuhan  pada  minggu  ke-3  bulan

                                                                          Januari  2022,  untuk  kemudian  tikus  yang  tertangkap  dilakukan


                                                                          pembedahan  dan  diambil  organ  ginjalnya  untuk  dikirim  sampelnya  dan


                                                                          diperiksa di laboratorium vektor di kantor lama P2P Kemenkes RI Jakarta.
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37