Page 130 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 130

Presiden Sukarno                                                                                                                                                                                                                      Atas
                          dan Menteri                                                                                                                                                                                                                           Presiden Sukarno
                          Pengajaran, Abu                                                                                                                                                                                                                       duduk di kursinya
                          Hanifah duduk di                                                                                                                                                                                                                      saat Sidang Parlemen
                          barisan depan sedang                                                                                                                                                                                                                  RIS dan di sebelah
                          mendengarkan                                                                                                                                                                                                                          kanannya para
                          pidato seorang                                                                                                                                                                                                                        menteri yaitu (dari
                          mahasiswa di istana                                                                                                                                                                                                                   kiri ke kanan) Sultan
                          Rijswijk                                                                                                                                                                                                                              Hamid II, Wahid
                          (Sumber: Arsip                                                                                                                                                                                                                        Hasjim, Wilopo,
                          Nasional Republik                                                                                                                                                                                                                     Abu hanifah, Herling
                          Indonesia).                                                                                                                                                                                                                           Laoh, Ida Anak
                                                                                                                                                                                                                                                                Agung
                                                                                                                                                                                                                                                                (Sumber: Arsip
                                                                                                                                                                                                                                                                Nasional Republik
                                                                                                                                                                                                                                                                Indonesia)

                                                                                                                                                                                                                                                                Tengah
                                                                                                                                                                                                                                                                Sidang pertama
                                                                                                                                                                                                                                                                Kabinet RIS di
                                                                                                                                                                                                                                                                Gedung Dewan
                                                                                                                                                                                                                                                                Menteri (dari kiri
                                                                                                                                                                                                                                                                ke kanan) Menteri
                                                                                                                                                                                                                                                                Negara, Sultan
                                                                                                                                                                                                                                                                Hamid II; Menteri
                                                                                                                                                                                                                                                                Dalam Negeri, Ida
                                                                                                                                                                                                                                                                Anak Agung Gde
                                                                                                                                                                                                                                                                Agung; Menteri
                                                                                                                                                                                                                                                                Negara Dr. R.
                                           kelompoknya melarikan diri ke Leuwiliang dan petualangannya berakhir setelah ditangkap oleh Lasykar                                                                                                                  Soeparno; Menteri
                                                                                                                                                                                                                                                                Kehakiman, R.
                                           Leuwiliang  pimpinan Soleh Iskandar. Pada tahun 1947 Abu Hanifah menjadi anggota Masyumi dan                                                                                                                         Soepomo; Menteri
                                                                                                                                                                                                                                                                Perburuhan, Mr.
                                           kemudian mewakili partai itu menjadi anggota KNID sebagai Ketua Fraksi Masyumi.                                                                                                                                      Wilopo; Menteri
                                                                                                                                                                                                                                                                Pengajaran, Dr. Abu
                                           Sebagai Ketua Barisan Hizbullah, Abu Hanifah pernah memimpin pasukannya dalam beberapa kontak                                                                                                                        Hanifah
                                           senjata melawan tentara Sekutu dan NICA. Salah satu pertempuran yang melibatkan pasukannya adalah                                                                                                                    (Sumber: Arsip
                                                                                                                                                                                                                                                                Nasional Republik
                                           pertempuran melawan tentara Sekutu (Inggris), yang kemudian diketahuinya merupakan kesatuan                                                                                                                          Indonesia)
                                           Gurkha dari Divisi ke-23. Sewaktu menghadapi Belanda dalam Agresi I ia tertangkap, lalu dijebloskan
                                                                                                                                                                                                                                                                Bawah
                                           ke penjara Tangerang pada bulan Agustus 1947. Setelah dibebaskan pada bulan Februari 1948 ia diusir
                                                                                                                                                                                                                                                                Menteri Pengajaran,
                                           dari daerah pendudukan oleh pihak Belanda. Ia pergi ke Yogyakarta, kembali ke barisan Hizbullah dan                                                                                                                  Dr. Abu Hanifah
                                           Masyumi. Ketika Kabinet Hatta dibentuk menggantikan Kabinet Amir Syarifuddin, ia diangkat sebagai                                                                                                                    (kedua dari kiri)
                                                                                                                                                                                                                                                                sedang berdiskusi
                                           penasihat kabinet.                                                                                                                                                                                                   dengan tokoh
                                                                                                                                                                                                                                                                (Sumber: Arsip
                                           Pada waktu terjadi Agresi Militer II Abu Hanifah kembali tertangkap oleh pasukan KNIL. Ia bersama                                                                                                                    Nasional Republik
                                                                                                                                                                                                                                                                Indonesia).dalam
                                           tahanan lain dibebaskan setelah tercapai kesepakatan antara pihak RI dan Belanda untuk mengadakan                                                                                                                    Moehkardi,
                                           Konferensi Meja Bundar  (KMB) yang akan diselenggarakan di Den Haag, Belanda. Ia duduk sebagai                                                                                                                       1982/1983: 120)
                                           salah satu anggota delegasi RI yang diketuai oleh Mr. Susanto. Sewaktu Moh. Hatta menbentuk Kabinet
                                           Republik Indonesia Serikat (RIS) Abu Hanifah dipercayai sebagai salah satu menteri, yaitu Menteri PP&K.

                                           Salah satu program kerja  Kementrian PP&K pada masa  kepemimpinannya  antara lain melakukan
                                           pembenahan terhadap Balai Pustaka yang pada waktu itu ditempatkan di bawah PP&K. Tujuan
                                           pembenahan itu antara lain agar lembaga tersebut dapat segera menerbitkan buku-buku berkualitas
                                           dan bermutu, yang dapat dijadikan bacaan oleh para remaja Indonesia.
                                           Semasa kepemimpinannya, Kementrian PP&K merencanakan melakukan perubahan terhadap sistem
                                           pendidikan yang sedang berjalan, yang masih menggunakan sistem pendidikan dan kurikulum warisan
                                           kolonial. Untuk tujuan itu ia memimpin delegasi RI ke Konferensi UNESCO di Florence, Italia, yang
                                           diselenggarakan pada bulan Mei 1950. Tak lama setelah itu ia kembali memimpin delegasi RI ke Missi
                                           Goodwill ke negeri Belanda. Masukan-masukan yang diperoleh dari kedua forum internasional tersebut
                                           kemudian  dijadikan bahan perbaikan sistem  pendidikan nasional di  Indonesia.  Sistem pendidikan
                                           nasional itu berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, sehingga mewajibkan ada pelajaran agama di tiap
                                           jenjang pendidikan.

                                           Setelah RIS bubar dan kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), ia ditunjuk sebagai
                                           advisor general pada Kementrian Luar Negeri dengan pangkat Duta Besar Keliling. Jabatan ini sekaligus




                             118  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018                                                                                                             MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  119
   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135