Page 357 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 357

Daoed Joesoef





               MASA KECIL DAN PENDIDIKAN

               Daoed  Joesoef. Demikian nama lengkap Menteri P & K Kabinet Pembangunan  III ini. Ia lahir
               di Medan tanggal 8 Agustus 1926. Ia meninggal di Jakarta tanggal 23 Januari 2018 dalam usia  91 tahun.
                                                                                                         1
               Dilihat dari umurnya ia tergolong mantan menteri yang diberi umur panjang. Daoed Joesoef dilahirkan
               dari pasangan Moehammad Joesoef dan Siti Jasiah asal Jeron Beteng, Yogyakarta. Dari berbagai literatur
               yang  tersedia  tidak  diketahui pasti  mengenai  sosok  kedua  orang  tua  Daoed,  namun  keberadaannya
               pernah dia abadikan dalam sebuah novelnya yang terkenal: Emak. Ayahnya mantan jawara, yang hidup
               kesehariannya diisi dengan kegiatan memerah susu sapi, sedangkan Siti Jasiah ibu rumah tangga yang
               sederhana, pintar memasak, dan kreatif.

               Pasangan  Muhammad  Joesoef  dan  Siti Jasiah  hanyalah  orang  kampung  yang  buta  huruf  dan  tidak
               berpendidikan formal, namun kemampuannya membaca huruf Arab sangat baik serta pemahaman
               agama dan Al-Quran yang mendalam menjadi bekal kuat dalam mendidik anak-anaknya.

               Daoed anak keempat dari lima bersaudara yang bermukim di pinggir hutan Medan. Ia tidak banyak
               mengulas  ingatannya  terhadap  tiga  kakak  perempuan  dan  satu  orang  adiknya;  tetapi  pamannya,
               seorang aktivis pergerakan di Medan yang dihukum buang ke Boven Digoel karena dianggap
 Masa Jabatan  mengacaukan rust en orde, malah lebih membekas di sanuribarinya dan lebih berpengaruh dalam
 29 Maret 1978 – 19 Maret 1983  pembentukan dirinya.

               Ingatannya pada sosok Siti Jasiah diabadikan ketika Daoed Joesoef berumur 77 tahun. Dalam usia
               yang kebanyakan sudah mengalami kepikunan, Daoed Joesoef malah menulis falsafah hidup ibunya,
               seorang perempuan kampung yang cenderung terbelakang dalam urusan pendidikan, namun unggul
                                              2
               dalam pemahaman keagamaannya.  Dalam buku itu ia menulis kisah kegigihan Siti Jasiah yang ingin
               belajar naik sepeda, sementara suaminya tidak mengizinkan.

                           “Nik,  kita  ini  tidak muda  lagi,”  kata  bapak sejenak

                           kemudian.


                           “Sejak kapan ada pembatasan umur untuk berkeretangin?”

                           sambut emak.


                           “Saya  lihat  nyonya-nyonya  Belanda  yang  lebih  tua
                           daripada  saya  naik keretangin  ke  sana-ke  mari.  Dan

                           badannya gemuk-gemuk lagi.”


                           “Ya itulah, mereka lain sih ....”



                           “Lain  bagaimana?  Mereka  dan  kita  sama-sama  manusia.
                           Bedanya kan cuma di warna kulit. Akan saya buktikan
                           bahwa  saya  pun  bisa  berkeretangin  seperti  perempuan-

                                                       3
                           perempuan Belanda itu.”



 344  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  345
   352   353   354   355   356   357   358   359   360   361   362