Page 362 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 362

Dalam rangka
                          memperingati Hari
                          Pendidikan Nasional
                          (Hapenas) Menteri
                          Dr. Daoed Joesoef
                          menganugerahkan
                          satyalencana karya
                          satya kepada 8                                                                                                                          Sebagai Menteri P & K periode 1978-1983 Daoed Joesoef menyiapkan konsep pendidikan sebagai
                          karyawan antara lain
                          Drs. T. Umar Ali, Drs.                                                                                                                  bagian dari kebudayaan, yang membangun masa depan melalui pendidikan generasi muda. Menurut
                          Aob Situmorang,                                                                                                                         Daoed, generasi muda merupakan investasi besar bangsa. “Mereka harapan sekaligus manusia masa
                          Drs. Widarso, Pj.
                          Karamoy, Ny Suprapti                                                                                                                    depan. Melalui pendidikan kita menyiapkan masa depan. Ada nilai investasi di sana dengan memberi
                          Sukirman, Rosman                                                                                                                                                 10
                          R, Drs. Hasan                                                                                                                           generasi muda cukup ilmu.”
                          Mintara dan Ny. SR.
                          Wuisan Lumempou                                                                                                                         Daoed Joesoef termasuk salah satu Menteri P & K yang membuat banyak kebijakan yang membikin “heboh”
                          Ba di Departemen
                          Pendidikan dan                                                                                                                          dan memiliki arti tertentu dalam sejarah dunia pendidikan Indonesia khususnya dan dalam kehidupan
                          Kebudayaan tanggal                                                                                                                      berbangsa pada umumnya; bahkan beberapa kebijakannya mendapat tanggapan dan protes yang luas di
                          2 Mei 1980
                          (Sumber:                                                                                                                                tengah masyarakat. Kebijakan pertama yang menyulut heboh terjadi sekitar empat bulan setelah dilantik
                          Perpustakaan                                                                                                                            sebagai Menteri P & K. Daoed Joesoef menyusun Program Perpanjangan Wajib Belajar Mengajar untuk
                          Nasional Republik
                          Indonesia)                                                                                                                              tahun ajaran 1978 ia memutuskan memperpanjang tahun ajaran selama enam bulan sehingga tahun ajaran
                                                                                                                                                                  berikutnya dimulai bulan Juli 1979. Ada beberapa alasan yang dikemukakannya mengenai kebijakan yang ia
                                                                                                                                                                  lakukan. Pertama, libur panjang bulan Desember selama ini ternyata jatuh pada saat musim hujan sedang
                                                                                                                                                                  lebat-lebatnya sehingga merusak suasana liburan. Kedua, dimulainya tahun ajaran pada bulan Januari (sejak

                                           yang pernah disandangnya sebagai berikut.                                                                              1966) menyulitkan perencanaan pendidikan karena bulan Januari merupakan akhir tahun angggaran. Oleh
                                                                                                                                                                  karena itu dengan pengunduran ke bulan Juli dimaksud untuk menyesuaikan dengan permulaan tahun
                                                 1.  Kepala Departemen Ekonomi FE UI tahun1962-1965.                                                              anggaran.  Di samping itu, pengunduran tahun ajaran juga dimaksudkan untuk program perbaikan dan
                                                                                                                                                                          11
                                                 2.  Kepala Jurusan Umum FE UI tahun 1962-1965.                                                                   pengayaan siswa. Kebetulan beberapa saat sebelum kebijakan tersebut dikemukakan terdapat rilis hasil
                                                 3.  Kepala Jurusan Umum dan Ekonomi Pemerintahan FE UI tahun 1964-1965.                                          penelitian tentang pelaksanaan pendidikan yang menyebut bahwa daya serap murid terhadap pelajaran di
                                                 4.  Kepala Departemen Administrasi Umum FE UI tahun 1964-1965.
                                                                                                                                                                  sekolah dasar tidak lebih dari 50-60 %, sementara di Sekolah Lanjutan Pertama (SLP) 40 %, dan Sekolah
                                           Setelah menyelesaikan pendidikan di Sorbonne, Daoed kembali mengabdi di almamaternya, FE                               Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) sekitar 30 %”.  Untuk mengatasi persoalan biaya ia mengatakan bahwa
                                                                                                                                                                                                         12
                                           UI. Kecemerlangan akademik di bidang ekonomi segera dimanfaatkan Pemerintah Orde Baru                                  selama enam bulan perpanjangan tahun ajaran siswa hanya akan dikenai SPP 50 % dari besaran resmi.
                                           dengan memasukkannya di Centre for Strategic and International Studies (CSIS). Keterlibatannya                         Namun penurunan SPP haya berlaku di sekolah negeri, sedangkan sekolah swasta tetap membayar penuh.
                                           dalam CSIS bermula pada tahun 1969. Pada waktu itu Sofjan Wanandi ditugasi Ali Moertopo (saat                          Rencana  Daoed  Joesoef  mendapat  reaksi  luas  di tengah  masyarakat,  yang  umumnya  menentang.
                                           itu Asisten Pribadi Bidang Khusus Presiden Soeharto) berkeliling Eropa. Sofjan menemui tokoh-                          Penolakan  berasal  hampir  dari  semua  kalangan  masyarakat, mulai dari  orang  tua  siswa  hingga
                                           tokoh intelektual muda Indonesia di sejumlah kota di Eropa, termasuk Daoed Joesoef yang saat                           pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), rektor sejumlah universitas, mantan Menteri P & K,
                                           itu menjadi Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Prancis. Sofjan tertarik pada kecerdasan                         mantan Gubernur DKI Jakarta Raya, dan berbagai pihak lain. Walaupun sekitar empat minggu setelah
                                           dan kekritisan Daoed Joesoef. Kemudian ia mengajaknya ikut-serta membesarkan lembaga think                             menyatakan gagasannya Daoed Joesoef mengatakan menunda rencana tersebut, dengan kata lain tidak
                                           tank Orde Baru tersebut.                                                                                               jadi dilaksanakan pada bulan Juli 1979, namun dalam kenyataannya rencana tetap jalan dan pergantian

                                           Keterlibatannya dalam CSIS segera mengibarkan namanya. Tercatat beberapa kali ia memperoleh                            awal tahun ajaran tetap terjadi. 13
                                           kedudukan strategis dalam lembaga tersebut.  Pada tahun 1970-1973 ia ditunjuk sebagai Direktur CSIS                    Kebijakan  lain  yang  dikeluarkan  Daoed  Joesoef  pada  hari-hari pertama  kepemimpinannya  adalah
                                                                                   8
                                           dan anggota Research CSIS Georgetown University, Washington DC, Amerika Serikat, pada tahun                            membentuk Komisi Pembaharuan Pendidikan yang akan menyusun sistem pendidikan baru dengan
                                           1976-1978. Pada tahun 1983-1999 dia menjabat Ketua Dewan Direktur CSIS dan tahun 1999 berada                           masa kerja selama satu setengah tahun. Komisi itu bertugas mengumpulkan informasi dari seluruh
                                           dalam posisi Pembina Yayasan CSIS. Sebelum dipilih Presiden Soeharto sebagai Menteri P dan K pada                      pelosok tanah air, menyusun konsep yang akan diterapkan, dan selanjutnya melempar konsep tersebut
                                           tahun 1976-1978 ia menjabat sebagai Asisten Ahli Menteri di Departemen P dan K.                                        ke tengah masyarakat. Kegiatan ini dikatakan Daoed Joesoef sebagai upaya untuk mendapatkan umpan

                                                                                                                                                                  balik dari masyarakat. Ia mengatakan bahwa akhir kerja komisi tersebut adalah lahirnya Undang-undang
                                           PEMIKIRAN UNTUK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN                                                                              (UU) Pokok Pendidikan dan Kebudayaan, yang merupakan suatu pekerjaan besar yang mungkin saja
                                                                                                                                                                  tidak akan rampung dalam masa kepemimpinannya di Departemen P & K.
                                           Tawaran menjadi menteri menghampirinya sepulang dari Sorbonne. Presiden Soeharto memintanya
                                           menjadi menteri pada Kabinet Pembangunan III dan dilantik tanggal 31 Maret 1978. Ia bukan mengurus                     Dengan merujuk pengalaman  Prancis  dan Jerman, serta  mengutip  banyak pendapat ahli, Daoed
                                           ekonomi yang menjadi keahliannya, melainkan mengurus pendidikan. Saat bertemu Presiden Soeharto                        Joesoef  berencana  memberi  perhatian  yang  jauh  lebih  besar  pada  pendidikan  prasekolah. Berkali-
                                           di Cendana, Daoed Joesoef pun menyampaikan konsep pendidikan yang disiapkannya. Ia kaget ketika                        kali pada hari-hari pertamanya menjadi menteri, ia menyebut bahwa pada usia sampai enam tahunlah
                                                                                                                                                                  tingkat kecerdasan anak berkembang. Ia bahkan mengritik kerja Badan Penelitian dan Pengembangan
                                           mengetahui Soeharto telah mengetahui konsep pendidikan yang akan diajukannya. “Itu sebuah misteri.
                                           Mungkin beliau tahu melalui Mohammad Hatta (mantan Wapres). Pasalnya, sebelum dipanggil Pak                            Pendidikan dan Kebudayaan yang selama ini baru memberikan perhatian mulai dari pendidikan SD.
                                           Harto, saya memang sempat menyampaikan konsep-konsep saya kepada Hatta. Entahlah,” ujar Daoed                          Salah satu kebijakan Daoed yang kontroversial dan memicu protes di kalangan mahasiswa dan masyarakat
                                           Joesoef pada Kompas.                                                                                                   adalah pemberlakuan Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK).
                                                              9



                             350  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018                                                                                                             MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  351
   357   358   359   360   361   362   363   364   365   366   367