Page 363 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 363
Dalam rangka
memperingati Hari
Pendidikan Nasional
(Hapenas) Menteri
Dr. Daoed Joesoef
menganugerahkan
satyalencana karya
satya kepada 8 Sebagai Menteri P & K periode 1978-1983 Daoed Joesoef menyiapkan konsep pendidikan sebagai
karyawan antara lain
Drs. T. Umar Ali, Drs. bagian dari kebudayaan, yang membangun masa depan melalui pendidikan generasi muda. Menurut
Aob Situmorang, Daoed, generasi muda merupakan investasi besar bangsa. “Mereka harapan sekaligus manusia masa
Drs. Widarso, Pj.
Karamoy, Ny Suprapti depan. Melalui pendidikan kita menyiapkan masa depan. Ada nilai investasi di sana dengan memberi
Sukirman, Rosman 10
R, Drs. Hasan generasi muda cukup ilmu.”
Mintara dan Ny. SR.
Wuisan Lumempou Daoed Joesoef termasuk salah satu Menteri P & K yang membuat banyak kebijakan yang membikin “heboh”
Ba di Departemen
Pendidikan dan dan memiliki arti tertentu dalam sejarah dunia pendidikan Indonesia khususnya dan dalam kehidupan
Kebudayaan tanggal berbangsa pada umumnya; bahkan beberapa kebijakannya mendapat tanggapan dan protes yang luas di
2 Mei 1980
(Sumber: tengah masyarakat. Kebijakan pertama yang menyulut heboh terjadi sekitar empat bulan setelah dilantik
Perpustakaan sebagai Menteri P & K. Daoed Joesoef menyusun Program Perpanjangan Wajib Belajar Mengajar untuk
Nasional Republik
Indonesia) tahun ajaran 1978 ia memutuskan memperpanjang tahun ajaran selama enam bulan sehingga tahun ajaran
berikutnya dimulai bulan Juli 1979. Ada beberapa alasan yang dikemukakannya mengenai kebijakan yang ia
lakukan. Pertama, libur panjang bulan Desember selama ini ternyata jatuh pada saat musim hujan sedang
lebat-lebatnya sehingga merusak suasana liburan. Kedua, dimulainya tahun ajaran pada bulan Januari (sejak
yang pernah disandangnya sebagai berikut. 1966) menyulitkan perencanaan pendidikan karena bulan Januari merupakan akhir tahun angggaran. Oleh
karena itu dengan pengunduran ke bulan Juli dimaksud untuk menyesuaikan dengan permulaan tahun
1. Kepala Departemen Ekonomi FE UI tahun1962-1965. anggaran. Di samping itu, pengunduran tahun ajaran juga dimaksudkan untuk program perbaikan dan
11
2. Kepala Jurusan Umum FE UI tahun 1962-1965. pengayaan siswa. Kebetulan beberapa saat sebelum kebijakan tersebut dikemukakan terdapat rilis hasil
3. Kepala Jurusan Umum dan Ekonomi Pemerintahan FE UI tahun 1964-1965. penelitian tentang pelaksanaan pendidikan yang menyebut bahwa daya serap murid terhadap pelajaran di
4. Kepala Departemen Administrasi Umum FE UI tahun 1964-1965.
sekolah dasar tidak lebih dari 50-60 %, sementara di Sekolah Lanjutan Pertama (SLP) 40 %, dan Sekolah
Setelah menyelesaikan pendidikan di Sorbonne, Daoed kembali mengabdi di almamaternya, FE Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) sekitar 30 %”. Untuk mengatasi persoalan biaya ia mengatakan bahwa
12
UI. Kecemerlangan akademik di bidang ekonomi segera dimanfaatkan Pemerintah Orde Baru selama enam bulan perpanjangan tahun ajaran siswa hanya akan dikenai SPP 50 % dari besaran resmi.
dengan memasukkannya di Centre for Strategic and International Studies (CSIS). Keterlibatannya Namun penurunan SPP haya berlaku di sekolah negeri, sedangkan sekolah swasta tetap membayar penuh.
dalam CSIS bermula pada tahun 1969. Pada waktu itu Sofjan Wanandi ditugasi Ali Moertopo (saat Rencana Daoed Joesoef mendapat reaksi luas di tengah masyarakat, yang umumnya menentang.
itu Asisten Pribadi Bidang Khusus Presiden Soeharto) berkeliling Eropa. Sofjan menemui tokoh- Penolakan berasal hampir dari semua kalangan masyarakat, mulai dari orang tua siswa hingga
tokoh intelektual muda Indonesia di sejumlah kota di Eropa, termasuk Daoed Joesoef yang saat pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), rektor sejumlah universitas, mantan Menteri P & K,
itu menjadi Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Prancis. Sofjan tertarik pada kecerdasan mantan Gubernur DKI Jakarta Raya, dan berbagai pihak lain. Walaupun sekitar empat minggu setelah
dan kekritisan Daoed Joesoef. Kemudian ia mengajaknya ikut-serta membesarkan lembaga think menyatakan gagasannya Daoed Joesoef mengatakan menunda rencana tersebut, dengan kata lain tidak
tank Orde Baru tersebut. jadi dilaksanakan pada bulan Juli 1979, namun dalam kenyataannya rencana tetap jalan dan pergantian
Keterlibatannya dalam CSIS segera mengibarkan namanya. Tercatat beberapa kali ia memperoleh awal tahun ajaran tetap terjadi. 13
kedudukan strategis dalam lembaga tersebut. Pada tahun 1970-1973 ia ditunjuk sebagai Direktur CSIS Kebijakan lain yang dikeluarkan Daoed Joesoef pada hari-hari pertama kepemimpinannya adalah
8
dan anggota Research CSIS Georgetown University, Washington DC, Amerika Serikat, pada tahun membentuk Komisi Pembaharuan Pendidikan yang akan menyusun sistem pendidikan baru dengan
1976-1978. Pada tahun 1983-1999 dia menjabat Ketua Dewan Direktur CSIS dan tahun 1999 berada masa kerja selama satu setengah tahun. Komisi itu bertugas mengumpulkan informasi dari seluruh
dalam posisi Pembina Yayasan CSIS. Sebelum dipilih Presiden Soeharto sebagai Menteri P dan K pada pelosok tanah air, menyusun konsep yang akan diterapkan, dan selanjutnya melempar konsep tersebut
tahun 1976-1978 ia menjabat sebagai Asisten Ahli Menteri di Departemen P dan K. ke tengah masyarakat. Kegiatan ini dikatakan Daoed Joesoef sebagai upaya untuk mendapatkan umpan
balik dari masyarakat. Ia mengatakan bahwa akhir kerja komisi tersebut adalah lahirnya Undang-undang
PEMIKIRAN UNTUK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN (UU) Pokok Pendidikan dan Kebudayaan, yang merupakan suatu pekerjaan besar yang mungkin saja
tidak akan rampung dalam masa kepemimpinannya di Departemen P & K.
Tawaran menjadi menteri menghampirinya sepulang dari Sorbonne. Presiden Soeharto memintanya
menjadi menteri pada Kabinet Pembangunan III dan dilantik tanggal 31 Maret 1978. Ia bukan mengurus Dengan merujuk pengalaman Prancis dan Jerman, serta mengutip banyak pendapat ahli, Daoed
ekonomi yang menjadi keahliannya, melainkan mengurus pendidikan. Saat bertemu Presiden Soeharto Joesoef berencana memberi perhatian yang jauh lebih besar pada pendidikan prasekolah. Berkali-
di Cendana, Daoed Joesoef pun menyampaikan konsep pendidikan yang disiapkannya. Ia kaget ketika kali pada hari-hari pertamanya menjadi menteri, ia menyebut bahwa pada usia sampai enam tahunlah
tingkat kecerdasan anak berkembang. Ia bahkan mengritik kerja Badan Penelitian dan Pengembangan
mengetahui Soeharto telah mengetahui konsep pendidikan yang akan diajukannya. “Itu sebuah misteri.
Mungkin beliau tahu melalui Mohammad Hatta (mantan Wapres). Pasalnya, sebelum dipanggil Pak Pendidikan dan Kebudayaan yang selama ini baru memberikan perhatian mulai dari pendidikan SD.
Harto, saya memang sempat menyampaikan konsep-konsep saya kepada Hatta. Entahlah,” ujar Daoed Salah satu kebijakan Daoed yang kontroversial dan memicu protes di kalangan mahasiswa dan masyarakat
Joesoef pada Kompas. adalah pemberlakuan Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK).
9
350 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018 351

