Page 358 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 358

Buku berjudul Emak                                                                                                                                                                                                                    Daoed Joesoef
                          Penuntunku dari                                                                                                                                                                                                                       dalam acara malam
                          Kampung Darat Sampai                                                                                                                                                                                                                  anugerah sayembara
                          Sorbonne karya Daoed                                                                                                                                                                                                                  Novel Dewan
                          Joesoef ini menguraikan                                                                                                                                                                                                               Kesenian Jakarta di
                          perjalanan hidup                                                                                                                                                                                                                      Teater Kecil Taman
                          Daoed Joesoef dari                                                                                                                                                                                                                    Ismail Marzuki Jakarta
                          tanah kelahirannya di                                                                                                                                                                                                                 tanggal 9 Maret 2007
                          Sumatra Barat sampai                                                                                                                                                                                                                  (Sumber: Tempo,
                          Sorbonne, Prancis                                                                                                                                                                                                                     tanggal 9 Maret 2007)
                          (Sumber: Istimewa)























                                           Ayah Daoed beralasan sebenarnya khawatir istrinya menjadi bahan gunjingan istri tetangga. Siti Jasiah
                                           tetap pada pendirian, malah berujar, “Biarkan perempuan-perempuan sini menggunjing di belakang
                                           saya. Heran, kok mereka begitu benci pada kemajuan. Picik bagai katak di bawah tempurung.”

                                           Rasa sayang Daoed kepada ibunya memang dalam. Ia tidak malu-malu menyebut sosok Siti Jasiah-lah
                                           yang membentuk karakternya. Meski keluarga Daoed Joesoef tinggal di pinggir hutan di Medan, namun
                                           ia merasakan sosok ibunya sebagai pengayom dan teladan. Di halaman dua Emak, ia menulis, “Aku
                                           tahu benar bahwa prestasi seperti ini adalah berkat perbuatan banyak orang. Barisan orang-orang ini
                                           ternyata cukup panjang dan di ujung permulaannya tegak berdiri seorang perempuan bertubuh langsing,
                                           semampai, dengan penampilan yang anggun dan wajah mencerminkan ketinggian budi. Perempuan
                                           tersebut adalah ibuku, yang menurut kebiasaan di daerah kelahiranku, biasa kusebut emak.”

                                           Masa  kecil hingga  remaja  Daoed  lebih  banyak  dihabiskan  di Medan. Pendidikan  dasarnya  dilalui di
                                           bangku Holland Inlandsche School (HIS) Medan dan diselesaikan pada tahun 1939. Sejak duduk di
                                           HIS Daoed sudah mahir melukis. Emaknya pun harus merogoh saku cukup dalam, sekadar membeli
                                           peralatan melukis. Keahlian ini kelak dimanfaatkan Daoed untuk mencari uang di perantauan. 4

                                           Setelah menamatkan HIS, Daoed melanjutkan ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), juga di
                                           Medan. Oleh karena pada pertengahan tahun 1942 kekuasaan beralih ke tangan militer Jepang, Daoed
                                           Joesoef menyelesaikan pendidikannya di lembaga yang saat itu dinamai MULO Tjuu Gakko Medan pada
                                           tahun 1944. Tidak diketahui dengan jelas siapa yang membiayai pendidikannya, mengingat kedua orang
                                           tuanya bukanlah dari kalangan yang berkecukupan, apalagi dalam suasana serba susah pada zaman Jepang.
                                           Memasuki masa awal kemerdekaan Daoed Joesoef terjun ke medan juang dan terdaftar sebagai militer
                                           aktif dengan pangkat Letnan Muda. Sampai akhir tahun 1946 ia aktif di Divisi IV Sumatera Timur.
                                           Pada  tahun 1950 ia  dipindahkan ke Komando  Militer Pangkalan Jakarta  Raya. Kariernya  di dunia
                                           militer berkembang pesat, sampai diangkat menjadi anggota Tim Penasihat Irjenterpra/Asisten Urusan
                                           Angkatan Darat Penguasa Perang Tertinggi periode 1959-1960.  Setelah itu ia mengundurkan diri dari
                                                                                                   5
                                           dunia militer dengan pangkat terakhir Letnan Dua.

                                           Selama bermukim di Jakarta, Daoed Joesoef melanjutkan pendidikan di Fakultas Ekonomi
                                           Universitas Indonesia (FE UI). Pada tahun 1956 ia melakukan riset di Jawa Tengah dengan judul
                                           “Gerakan dan Pemberontakan Koperasi”. Ia memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari FE UI pada
                                           tahun 1959. Ia meneruskan ke Program Master Universite de Paris I Pantheon-Sorbonne, Prancis,
                                           tahun 1960. 6




                             346  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018                                                                                                             MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  347
   353   354   355   356   357   358   359   360   361   362   363