Page 364 - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Compile 18 Januari 2019
P. 364

Atas
                          Menteri Pendidikan
                          dan Kebudayaan
                          Daoed Joesoef
                          Memberikan
                          keterangan pers
                          mengenai rapat kerja
                          Rektor Universitas/                                                                                                                     Kebijakan NKK berlaku resmi setelah Mendikbud Daoed Joesoef mengeluarkan Surat Keputusan No.
                          Institute Negeri dan                                                                                                                    0156/U/1978 tentang Normalisasi Kehidupan Kampus dan BKK berlaku resmi setelah keluarnya Surat
                          Kantor Pendidikan
                          dan Kebudayaan se                                                                                                                       Keputusan No. 037/U/1979 tentang Badan Koordinasi Kemahasiswaan. Dengan keluarnya kedua SK
                          Indonesia di hotel
                          Sahid Jaya, Jakarta                                                                                                                     tersebut kampus menjadi kawasan “steril” kegiatan politik. Senat Mahasiswa dan Dewan Mahasiswa di
                          (Sumber:                                                                                                                                semua perguruan tinggi dibubarkan.
                          Perpustakaan
                          Nasional Republik                                                                                                                       Kebijakan yang  dianggap kontroversial ini sebetulnya  merupakan akumulasi serentetan peristiwa
                          Indonesia)
                                                                                                                                                                  yang melibatkan mahasiswa pada masa-masa sebelumnya. Muara dari berbagai peristiwa tersebut
                          Tengah                                                                                                                                  adalah protes terhadap pemerintah dan pemerintah tampaknya tidak ingin lagi menjadi sasaran
                          Menteri Pendidikan                                                                                                                      protes tersebut. Pada tahap paling awal sejarah Indonesia kontemporer, kebebasan yang dinikmati
                          dan Kebudayaan
                          Dr. Daoed Joesoef                                                                                                                       mahasiswa, misalnya, berhasil menumbangkan rezim Orde Lama pada tahun 1966. Selanjutnya pada
                          meresmikan diskusi
                          apresiasi sastra                                                                                                                        tahun 1971 mahasiswa memprotes sikap pemerintah yang dianggap berpihak kepada salah satu
                          dalam rangka                                                                                                                            peserta Pemilihan Umum (Pemilu), Golongan Karya. Keberpihakan pemerintah dianggap mahasiswa
                          memperingati
                          Sumpah Pemuda ke-                                                                                                                       menyebabkan Pemilu tidak berjalan sesuai dengan mottonya: jujur dan adil. Oleh karena itu mahasiswa
                          51 di Taman Ismail                                                                                                                      mengkampanyekan “golongan putih”, yakni tidak ikut-serta memberi suara dalam Pemilu. Mahasiswa
                          Marzuki tanggal 29
                          Oktober 1979                                                                                                                            juga mengkritisi rencana pemerintah membangun Taman Mini Indonesia Indah tahun 1973 karena
                          (Sumber:                                                                                                                                dianggap memboroskan keuangan negara yang saat itu nilainya sebesar Rp 10,5 milyar. Mahasiswa
                          Perpustakaan
                          Nasional Republik                                                                                                                       juga memprotes keras derasnya modal asing masuk ke Indonesia dan mereka kemudian turun ke jalan
                          Indonesia)
                                                                                                                                                                  berdemontrasi. Demonstrasi yang kemudian dikenal dengan Mala Petaka Lima Belas Januari (Malari)
                                                                                                                                                                  tahun 1974 itu dianggap pemerintah sebagai kegiatan yang keterlaluan, apalagi dilakukan pada saat
                          Bawah
                          Menteri Pendidikan                                                                                                                      kunjungan Perdana Menteri Jepang Kakuei Tanaka ke Indonesia (Jakarta).
                          dan Kebudayaan
                          Dr. Daoed Joesoef                                                                                                                       Bagi Daoed Joesoef apa yang dilakukan oleh mahasiswa di atas merupakan kegiatan politik praktis,
                          membuka pameran
                          Seni Patung                                                                                                                             padahal mahasiswa bukan bagian pelaku politik praktis. Tugas utama mereka adalah membangkitkan
                          Indonesia 1981 di                                                                                                                       kemampuan nalar individu serta mengembangkan kemampuan berpikir analisis dan sintetis. Daoed
                          Balai Budaya
                          (Sumber:                                                                                                                                Joesoef mempersilakan mahasiswa mempelajari politik, tetapi tidak berpolitik praktis. Dengan
                          Perpustakaan                                                                                                                            memperkenalkan NKK/BKK ia berupaya mengembalikan kampus sebagai lingkungan kaum intelektual,
                          Nasional Republik
                          Indonesia)                                                                                                                              lingkungan tempat menuntut ilmu, dan tempat menyemai benih-benih kecendekiawanan. Organisasi
                                                                                                                                                                  kemahasiswaan  yang  diperbolehkan  hanya  pada  tingkat  fakultas  (senat  mahasiswa) dan  jurusan
                                                                                                                                                                  (himpunan mahasiswa). Konsep kebijakan NKK/BKK berhasil “membelenggu” kehidupan kampus agar
                                                                                                                                                                  steril dan jauh dari campur tangan kebijakan politik pemerintah.

                                                                                                                                                                  Sejalan dengan pemberlakuan NKK/BKK Daoed Joeseof memperkenalkan sistem pendidikan Satuan
                                                                                                                                                                  Kredit Semester (SKS). Melalui sistem ini mahasiswa dituntut untuk segera menyelesaikan kuliah.
                                                                                                                                                                  Mereka diprogram bisa menamatkan pendidikan dalam waktu empat sampai tujuh tahun. Program
                                                                                                                                                                  ini berbeda  jauh dengan sistem lama  yang  mahasiswanya  bisa  selesai dengan gelar Doktorandus/
                                                                                                                                                                  Doktoranda, Sarjana Hukum, atau Insinyur hingga belasan tahun. 14

                                                                                                                                                                  Segenap kegiatan mahasiswa di lingkungan kampus pada saat itu, sebagaimana ditulis Daoed
                                                                                                                                                                  Joesoef dalam buku Rekam Jejak Anak Tiga Zaman, tidak sesuai dengan hakikat kampus sebagai
                                                                                                                                                                  masyarakat ilmiah. Akibatnya tidak kondusif bagi usaha pemenuhan kebutuhan demokrasi untuk
                                                                                                                                                                  pembentukan masyarakat sipil; padahal eksistensi masyarakat sipil seharusnya menjadi ideal bagi
                                                                                                                                                                  gerakan mahasiswa dan bukan menjadi politikus insidental-sporadis di jalan raya. Melalui kebijakan
                                                                                                                                                                  NKK/BKK, Daoed Joesoef ingin mahasiswa menjadi pemikir seperti Bung Hatta dan bukan sibuk
                                                                                                                                                                  demonstrasi.

                                                                                                                                                                  Seperti disebut di atas, pada Agustus 1978 Daoed Joesoef membentuk Komisi Pembaruan Pendidikan
                                                                                                                                                                  Nasional. Komisi ini bertugas merumuskan pendidikan nasional yang bersifat semesta, menyeluruh,
                                                                                                                                                                  dan terpadu. Pertama, yang dimaksud semesta meliputi seluruh elemen kebudayaan, mulai dari logika,
                                                                                                                                                                  etika, estetika, nilai-nilai moral, hingga spiritual. Kedua, menyeluruh dalam arti meliputi setiap jenis




                             352  MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018                                                                                                             MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 1945-2018  353
   359   360   361   362   363   364   365   366   367   368   369