Page 20 - Kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran
P. 20
KRISIS PEMBELAJARAN
E. Learning Loss di Berbagai Negara
Fenomena learning loss bukan hanya terjadi (sebelum atau setelah jam normal sekolah).
di Indonesia. Hampir seluruh negara di dunia Lalu negara-negara seperti India, Oman,
merasakan penderitaan akibat penutupan Laos, Vietnam, Nicaragua lebih memfokuskan
sekolah karena pandemi (Engzell, Frey, kebijakan pada pada pengenalan dan
and Verghan, 2021; Jonson et al., 2014). pengefektifan program hybrid learning.
Untuk mengejar ketertinggalan, tiap-tiap Ada juga negara-negara yang fokus pada
negara membuat kebijakan untuk merespon pemenuhan pembelajaran pada peserta didik
krisis Covid-19. Tentu setiap negara dapat yang membutuhkan perhatian lebih seperti di
menyesuaikan kebijakan nya masing- Afganistan memberikan fokus penanganan
masing. Namun kebijakan yang diambil harus pada peserta didik yang berada di daerah
berdasarkan data dan kebutuhan, karena jika terpencil, di Bangladesh memberikan program
pemerintah salah mengambil kebijakan maka khusus pada siswa dari keluarga yang kurang
malapetaka pendidikan akibat Covid-19 menjadi mampu, Nepal pada peserta didik perempuan,
ancaman nyata (UNESCO, 2021) . Iran pada peserta didik di daerah pengungsian,
dan Portugal dan China memberikan program
Dari laporan UNESCO (2021) ada beberapa khusus pada sekolah-sekolah yang secara
kebijakan yang diambil oleh tiap-tiap negara geografis memerlukan penanganan khusus.
diantaranya: Di Argentina, Gabon, Angola,
Armenia, Jepang, Canada, dan Portugal Sementara di Indonesia pemerintah telah
memfokuskan pada pemberian support melakukan beberapa kebijakan seperti
kesehatan dan mental pada guru dan peserta penyederhanaan kurikulum, penyempurnaan
didik. Sementara negara-negara seperti kurikulum baru, dan pemberian kebebasan
Tajikistan, Jordan, Rwanda, Italia, Papua New dan keleluasaan kepada tingkat satuan
Guinea, dan Italia lebih menekankan pada pendidikan untuk menggunakan kurikulum
penyesuaian pada kalender sekolah dan yang dianggap sesuai dengan keperluan
adaptasi kurikulum yang ditujukan untuk masing-masing tingkat satuan pendidikan.
pemulihan pembelajaran pasca pandemi. Pemerintah juga memberikan kebijakan untuk
Kemudian negara-negara seperti Hungaria, memberikan pelatihan dan pendampingan
Belanda, Uni Emirat Arab, Rumania, Palestina, guru/kepala sekolah, dan penyediaan buku
dan Kamboja lebih memfokuskan pada teks pelajaran dan perangkat ajar digital.
kebijakan remedial dan pengajaran (catch-up) Terakhir, pemerintah juga memberikan opsi bagi
program untuk mengganti proses pembelajaran satuan pembelajaran untuk menggunakan opsi
yang tidak sempat dilaksanakan selama kurikulum yang ditawarkan oleh pemerintah
pandemi, dengan menambah jam pelajaran (Paparan Mendikbudristek, 2021).
20