Page 139 - Dr. Abdul Rasyid Ridho, M.A
P. 139
historisitas perkembangan bahasa. Padahal kenyataannya
bahasa mengalami perkembangan diakronis.Sehingga
Syahru>r mengatakan pendapat yang keliru ketika lafaz} al-
Qur’ansama dengan lafaz} al-kita>b, karena Allah Swt
sangat teliti dalam memmilih diksi kata-katanya.
Tidak ada satu kata pun yang dapat tergantikan
oleh kata yang lain tanpa mengubah makna atau
mengurangi kekuatan dari pada ungkapan bentuk linguistik
ayat. Sehingga Syahru>r berupaya menemukan nuansa
makna terhadap istilah-istilah yang dianggap sinonim.
Pemikiran terkait penolakan Syahru>r terhadap sinonimitas
terpengaruh oleh para ahli bahasa klasik seperti Ibnu Fa>ris,
ahli linguistik Arab yang juga menolak teori sinonimitas
dengan pernyataannya:
“ Ma> yuzhannu fi> ad-dira>sah al-lughawiyyah min
al-mutara>difa>t huwa min al-mutaba>yina>t ( apa yang
dianggap sebagai kata-kata yang sinonim dalam
kajian bahasa, sebenarnya ia tidak benar-benar
sinonim, akan tetapi ada perbedaan aksentuasi
makna tersendiri)”. 215
Namun demikian, sikap keterbukaan Syahru>r yang
begitu menarik dengan menyatakan prinsip-prinsip yang ia
bangun bukanlah suatu hal yang final. Akan tetapi prinsip-
prinsip ini dapat direkonstruksi sesuai dengan
perkembangan zaman. Syahru>r juga bersikap terbuka untuk
menerima kritikan dan menyadari hasula pemikirannya
215 Abdul Mustaqim, Epistemologi Tafsir Kontemporer ,…hlm. 162.
125