Page 134 - Dr. Abdul Rasyid Ridho, M.A
P. 134
“jumlah” seperti ujaran, رادلاىف ،ديعس برض ،دمحم ماق ،كوخأ ديز
هم ،هص ،كوبأ dan lain sebagainya.
Adapun qaul, pada dasarnya ialah setiap ujaran
yang mudah diucapkan oleh lidah kita, baik yang berdiri
sendiri dan bermakna (jumlah mufidah) maupun tidak.Jadi,
pengertian kalam lebih umum daripada qaul, setiap kalam
adalah qaul, dan tidak sebaliknya. 209
6. Ibnu Fari>s ( w. 395 H)
Ibnu Fari>s dengan namaasli Abu al-Husain Ahmad
bin Fari>s bin Zakariyyajuga salah seorang ulama tata
bahasa yang menolak adanya sinonimitas. Dasar pemikiran
tersebut dipengaruhi oleh tokoh ulama bahasa sebelumnya
yaitu al-Sa’lab dan Ibnu ‘Arabi>. Ada sebuah pernyataan
Ibnu ‘Arabi> yang dijadikan pedoman dalam menolak
sinonimitas ini yaitu satu kata benda diberi nama dengan
beberapa bentuk isim yang berbeda, seperti penamaan pada
kata pedang, dengan bentuk kata al-saif, dan al-munhidu.
Pandangan dari pemikiran atau madzhab ini bahwa
dalam sebuah kata sifat tidak akan memiliki makna yang
telah dimiliki oleh kata sifat lainya. Demikian pula bahwa
kata isim yang menunjuk pada makna itu pada hakikatnya
satu, yaitu lafaz} al-saif tadi.Adapun kata yang lainnya
merupakan julukan yang terdiri dari kata-kata
sifat.Madzhab yang dinisbahkan kepada al-Sa’lab inilah
yang dijadikan dasar pemikiran Ibnu Fari>s.
209 Abu al-Fath Utsman Ibnu Jinni,.Al-Khashais Bairut: Alam al-
,
Kutub, 1983, hlm. 17.
120