Page 130 - Dr. Abdul Rasyid Ridho, M.A
P. 130

memberikan  suatu  pemikiran  dengan  menampikan  hal
            yang agak berbeda dengan ulama-ulama yang lainnya yang
            menolak  sinonimitas.  Salah  satu  dari  pandangan  yang
            membuat  Ibnu  Darastawaih  tampil  beda  yaitu  dengan
            sikap beliu yang juga menolak terjadinya huruf jer  secara
            berurutan. Ibnu Darastawaih seraya berkata:


                    “Memperbolehkan  terjadinya  huruf  jer secara
            berurutan  merupakan  kesalahan,  yang  dengan  sebab  itu
            mampu merusak kepada esensi kebahasaan, dan itu juga
            bisa  menghilangkan  hikmah  dan  pelajaran  yang
            dikandungnya”

                5.  Ibnu Jinni (w. 390 H)

                    Nama lengkapnya ialah Abu al-Fath Utsman Ibnu
            Jinni,  lahir  di  Mausil  (Mosul)  Irak. 204   Ibnu  Jinni
            menghabiskan  masa  kanak-kanaknya  juga  di  kota
            kelahirannya  tersebut.  Di  Mosul  juga  ia  mendapatkan
            pendidikan  dasarnya,  belajar  ilmu  nahwu  pada  gurunya
            yang bernama Ahmad bin Muhammad al-Mausili al-Syafi’i
            yang lebih dikenal dengan sebutan al-Akhfasy. Setelah itu,
            ia pindah ke Baghdad dan menetap di sana. Di kota ini, ia


                  tetapi Ibnu Darastawaih menambahkan dengan adanya hikmah
                  peletakan bahasa yang itu bisa diketahui dengan nalar akal dan
                  logika,  sehingga  pemikiran  ini  bisa  mendatangkan  alasan-
                  alasan yang tentunya tidak terlepas dari aspek historis (sejarah).
                  Lihat M. Nuruddin al-Munajjad, al-Tara>duf fi al-Qur’an…hlm.
                  45.
            204 Riha>b Hadlrab ‘Akabi>, Mausu>’ah ‘Iba>qirah al-Isla>m fi an-Nahwi wa
                  al-Lughah wa la-Fiqh,  Beirut: t.p., 1993, hlm. 96.

                                       116
   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135