Page 126 - Dr. Abdul Rasyid Ridho, M.A
P. 126
makhluk dengan kebiasaan sifat lupanya, sementara lafaz}
basyar menunjuk makna sebagai manusia dalam bentuk
tubuh materi. 196
Jika diperhatikan dari aplikasinya bahwa al-Sa’lab
sangat jelas mengambil pemikiran gurunya Ibnu al-‘Arabi
dalam hal sinonimitas ini. Khususnya ketika ia
membedakan kedua kata tersebut dengan cara
mengembalikan pada makna asal pembentukan kata
tersebut, sekalipun dalam teori menolak terjadinya
sinonimitas, akan tetapi masih juga memakai pedoman
yang menyebutkan bebrapa lafaz} dengan menunjuk pada
}
satu makna. Sebagai contoh lafaz khalaqa, akhla>q,
197
syamala, dan asyma>l.
3. Muhammad bin Qasi>m al-Anba>ri> (w. 328 H)
Al-Anba>ri> juga merupakan ulama bahasa. Di
samping itu al-Anba>ri> juga seoran ahli yang menguasai
ilmu qira’a>t, tafsir, hadis, dan sya’ir. Kemampuanya dalam
menguasai berbagai bidang ilmu tersebut, berimplikasi
pada banyak muridnya yang bermunculan, murid-muridnya
juga tergolong dalam berbagai bidang ilmu yang dikuasai
oleh al-Anba>ri>. 198
196 M. Nuruddin al-Munajjad, al-Tara>duf fi al-Qur’an…hlm. 39.
197 Abdurrahma>n Jala>luddin al-S>uyu>t}i>, al-Munzhir fi ‘Ulu>m al-Lughah
wa Anwa>’uha,Beirut: Da>r al-Fikr, t.t.,hlm. 403.
198 Mahyudin Ritonga, Semantik Bahasa Arab Dalam Pandangan al-
Anba>ri>: Kajian Makna al-Tadadd di Dalam Al-Qur’an cet. I,
,
Padanng: Hayfa Press, 2013, hlm. 67.
112

