Page 123 - Dr. Abdul Rasyid Ridho, M.A
P. 123
pernyataan di atas. Di mana Ibnu al-‘Arabi meyakini
bahwa posisi satiap lafaz} atau kata itu memiliki makna
yang berbeda dengan yang lainnya.Namun di balik
pemikirannya sebagai Munkir al-Tara>duf(penolak
sinonimitas), Ibnu al-‘Arabi dikatakan sebagai orang yang
tidak konsisten dengan pernyataan yang pernah
dilontarkan.
Ketidak konsistenan Ibnu al-‘Arabi dibuktikan
dengan sebuah riwayat oleh Ibnu Jinni; dia berkata bahwa
“Abu Bakar Muhammad bin Hasan memberitahukan
kepada kami yang datangnya dari Abu ‘Abbas Ahmad bin
Yahya>, dia berkata bahwa;” suatu hari Ibnu ‘Arabi
membacakan bunyi syi’r kepadaku sebagai berikut:
سنا عورلا ةدش نم هب ني اك هتيبم دير ا لا نبز عضومو
سنا عورلا ةدش نم هب ني اك هتيبم دير ا لا قيض عضومو
“ Aku tidak ingin tinggal di mana kecemasan berada,
seolah-olah aku bermanis-manis kepadanya hanya karena
aku penih dengan rasa ketakutan kepadanya”
Syi’r di atas memberikan bukti ketidak
konsistenannya, bahwa ketika Ibnu ‘Arabi membaca syi’r
itu dengan bait yang pertama yaitu menggunakan kata al-
zabnu, kemudian mendapat teguran dari pengaranganya
sendiri bahwa yang benar adalah bait yang kedua dengan
menggunakan al-d}ainu . Akan tetapi Ibnu ‘Arabi
memberikan jawaban bahwa, tidakkah engkau mengtahu
109