Page 150 - Dr. Abdul Rasyid Ridho, M.A
P. 150
ْم كَّل ٌرْيَخ َ و ه َّ و اـْيَش ا ْ و ه َ رْكَت ْنَا ىٰٓ سَع َ و ْم كَّل ٌه ْ ر ك َ و ه َ و لاَتِقْلا م كْيَلَع َ بِت ك
ۚ
ۚ
ًٔ
َن ْ و مَلْعَت َ لا ْم تْنَا َ و مَلْعَي اللّ َ و ْم كَّل ٌّ رَش َ و ه َّ و اـْيَش ا ْ وُْب ِ ح ت ْنَا ىٰٓ سَع َ و
ۗ
ه
ًٔ
“Diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang
itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh Jadi kamu
membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan
boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat
buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui”. (al-Baqarah/2: 216).
Ayat di atas Allah Swt. mensifati suatu perang
dengan suatu hal yang sangat dibenci. Namun ayat
berikutnya Allah menjelaskan bahwa dibalik apa yang
tidak disukai atau dibenci oleh manusia, di sana terdapat
suatu kebaikan baginya “wa ‘asa> an takrahu> syayan wa
huwa khairun lakum”. Karena manusia tidak menyukai
peperangan, benci dengan suatu pembunuhan, karena
kebenciannya terhadap kematian yang berlawanan dengan
fitrah manusia, maka takli>f dalam hal kewajiban berperang
masuk dalam bab “kutiba ‘alaikum”.
َ َ َ
ْ َ
َ َ
ْ
ْم تْنَنأَم ْ طا اذِاف ْم ك ِ ب ْ و ن ج ىلَع َّ و اًد ْ و ع ق َّ و اًماَيِق َ ه اللّ او ر كذاف َةولَّصلا م تْيَضق اذِاف
ۚ
َ
ِ
ا ًت ْ و ق ْ وَّم اًبتِك َنْيِنِمْؤ مْلا ىَلَع ْتَناَك َةولَّصلا َّنا َةولَّصلا او مْيِقَاف
ۚ
”Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu),
ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di
waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa
aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa).
136