Page 151 - Dr. Abdul Rasyid Ridho, M.A
P. 151
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yang beriman. (an- Nisa’/4:
103).
Ayat ini terkait dengan pengajaran tentang perintah
shalat. Shalat yang disyaratkan dengan berwudhu’, berdiri
serta duduk ketika pelaksanaannya dengan mengendalikan
diri tanpa banyak pergerakan kecuali gerakan yang ada
dalam shalat, tidak boleh makan dan berbicara kecuali
bacaan yang ada dalam shalat, serta harus jaga di tengah
malamnya dan bangun pada saat fajar sesuai dengan
waktunya. Sehingga Allah Swt\. mensifatinya dengan
firman, “wa innaha> lakabi>ratun illa ‘ala al-kha>syi’in 233 ”
sesuatu yang berat dan takli>f shalat diberikan dengan bab
kita>bah. Dan manusia harus melaksanakannya yang
walaupun itu melawan fitrahnya. Dengan demikian
Syahru>r mengatakan bahwa keliru jika orang mengatakan
shalat fardhu, akan tetapi yang benar adalah shalat
233 Kata khusyu’ meliputi banyak pengertian yang intinya mengacu
kepada makan merendahkan diri dan bahwa sifat khusyu’ tidak
hanya berlaku dalam konteks ibadah saja seperti shalat, tetapi
mencakup pula berbagai aspek non ibadah.dengan demikian
khusyu’ diartikan sebagai rendahnya hati kepada Allah dan
baiknya tindakan dan prilaku kepada sesame makhluk.khusyu’
adalah amalan hati yang tercermin pada amalan lahir. Seperti
sabda Rasulullah saw. saat melihat orang yang megacak-acak
jenggotnya saat shalat,”sekiranya hati orang ini khusyu’ tentu
anggota tubuhnya juga khusyu”. Lihat M.Quraish Shihab, Al-
Qur’an dan Maknanya cet. 2, Tangerang:Lentera Hati, 2013,
,
hlm. 7.
137