Page 157 - Dr. Abdul Rasyid Ridho, M.A
P. 157

Kedua ayat di atas menggunakan lafaz} kita>bah  pada

            taklif yang  berkaitan  dengan  na>mu>s  (peraturan)  dan
            pembebanan  yang  disesuiakan  dengan  batas-batas
            kemampuan  dan  dituntut  adanya  pertanggung  jawaban.
            Namun  bagaimana mungkin Allah Swt. mewajibkan diri-
            Nya    sendiri?  Bagaiamana  ia  melakukan  sesuatu  yang
            bertentangan dengan Tabiat dan Fitrah-Nya, mewajibkan
            diri-Nya sendiri? apakah Rahmat dan Kekuatan-Nya bukan
            merupakan Fitrah dan Tabiat asal-Nya, sehingga ia perlu
            mewajibkan diri-Nya sendiri?


                2. Lafaz Fari>dah
                    Lafaz} fari>dah  (ةضيرف) lazim diartikan dengan “suatu
            kewajiban”. 238  Kata fari>dah  yang seasal terulang 18 kali di
            dalam  Al-Qur’an.  Dalam  bentuk  kata  kerja  masa  lalu
            disebut 8 kali, yaitu pada QS. Al-Baqarah [2]; 197, QS. Al-
            Qas}as}  [28]:  85,  dan  QS.  Al-Ahza>b  [33]:38  dan  50.  Dan
            dalam bentuk kata kerja masa sekarang dan akan datang,
            seperti QS. Al-Baqarah [2]: 236. Sementara dalam bentuk

            mas}dar (  kat  ayng  menunjuk  kepada  anma  benda  dan
            perbuatan) terulang 9 kali, yaitu QS. Al-Baqarah [2]: 237,
            QS. An-Nisa’ [4]: 11 dan 24.

                   Lafaz} fari>dah  terambil dari akar kata farad}a  (ضرف)
            yang bemakna al-qath’u (عطقلا) yang berarti “pemutusan”



            238   M.  Quraish  Shihab,et  al, Ensiklopedi  Al-Qur’an;  Kajian  Kosa

                  Kata…hlm. 216.
                                       143
   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161   162