Page 162 - Dr. Abdul Rasyid Ridho, M.A
P. 162
Fari>dah dalam ayat di atas adalah pemberian. Seperti
orang yang bekerja untuk orang lain kemudian diberikan
upah atas pekerjaannya. Pemberian di sini berupa shadaq,
dalam arti maskawin, yakni pemberian tanpa adanya
keharusan. Fari>d}ah di sana bahkan terkandung makna al-
farra dan al-fad}d} bagi manusia yang dibelenggu beban, dia
hendak memecah (fad}d}) beban dan melepaskan diri (farra)
darinya. 243 Sebagaimana firman Allah Swt.:
ۚ
ۚ ٰ
َ
َ َ
ُ مْيِكَحْلا ُ مْيِلَعْلا َ وُه َ و ْمُكىل ْ وَم ه اللّ َ و ْمُكِناَمْيَا ةهل ِ حَت ْمُكَل ه اللّ َ ض َ رف ْدق
ُ
ُ
“Sesungguhnya Allah telah mewajibkan (faradla)
kepadamu sekalian membebaskan diri dari sumpahmu. dan
Allah adalah Pelindungmu dan Dia Maha mengetahui lagi
Maha Bijaksana”.( at-Tahri>m: 2).
Fari>d}ah pada ayat ini diberikan sebagai jalan keluar dari
kesulitan yang melilit manusia. Seperti orang yang
bersumpah untuk tidak melakukan yang halal, tapi mereka
melakukannya. Dengan sebab itu Allah berfirman:
ۗ
ۚ
ٌم ْي ِ ح ه ر ٌر ْ وُفَغ ه اللّ َ و َك ِ جا َ و ْ زَا َتاَض ْ رَم يِغَتْبَت َكَل ه اللّ هلَحَا ٰٓاَم ُ م ِِّ رَحُت َمِل يِبهنلا اَهُّيَاٰي ٰٓ
ْ
ُّ
ُ
ُ
“Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang
Allah halalkan bagimu;…(at-Tahri>m:1). 244
243 Muhammad Syahru>r, al-Islam wa al-Ima>n; Manzu>mah al-Qiyam ,…
>
hlm. 55.
244 Ayat di atas turun berkenaan dengan Nabi yang menyatakan tidak
akan lagi minum madu, hanya karena ingin menyenangkan hati
istri-istrinya. Dari ucapan tersebut terkesan Nabi ingin
mengharamkan dirinya mengonsumsi hal yang dihalalkan oleh
Allah. Diceritakan dalam riwayat yang panjang:
148