Page 180 - Dr. Abdul Rasyid Ridho, M.A
P. 180

Syahru>r itu kurang tepat. Inza>l menurutnya mengandung
            makna  “mengubah  sesuatu  yang  tidak  mungkin  dapat
            ditangkap oleh manusia (gayr mudahrakah) menjadi suatu
            yang  dapat  ditangkap/dicerna  (mudharakah)”   263 ,  atau
            dengan  kata  lain  proses  pemindahan  materi  di  luar
            kesadaran  manusia,  dari  wilayah  yang  tidak  diketahui
            menuju wilayah yang diketahui”, yang sebelumnya dibantu
            oleh proses Ja’al .
                   Sementara  Arkoun  juga  mengatakan  bahwa
            keberadaan wahyu merupakan misteri Ilahi, karena wahyu
            Tuhan berupa lafaz} dan bukan pula makna. Namun Syahru>r
            berpandangan  lain  bahwa  misteri  Ilahi  tersebut  diubah
            pada malam Lailatul Qadr  yang terdapat pada firman-Nya”
            Inna  anzalna>hu  fi  lailati  al-qadr”  yang  berarti  malam
            lailatul qadr  itu Allah swt. merubah wahyu Al-Qur’an dari
            keadaan  yang  tidak  dapat  dicerna  manusia/malaikat
            menjadi  eksistensi  yang  dapat  dicerna  (Qur’a>nan
            ‘ara>biyan) dan hal ini terjadi sekaligus pada malam Lailatul
            Qadr . 264  Kemudian  Syahru>r  berpandangan  bahwa  Al-
            Qur’an sebelum diturunkan di langit dunia dalam keadaan

            abstrak  (gayr  mudrak)  yang  tidak  bisa  difahami  apalagi
            disentuh  yang  walaupun  sebenarnya  ada,  oleh  karena
            supaya  bisa  dibaca  dan  didengar,  maka  Al-Qur’an
            diturunkan (inza>l) ke bait izzah  agar menjadi mudrak  dan

            263   Muhammad  Syahru>r,  Al-Kita>b  wa  Al-Qur’a>n:  Qira>’ah
                  Mu’a>shirah ,…  hlm. 375-385.
            264   Muhammad  Syahru>r,  Al-Kita>b  wa  Al-Qur’a>n:  Qira>’ah
                  Mu’a>shirah ,…hlm.153.

                                       166
   175   176   177   178   179   180   181   182   183   184   185