Page 194 - Dr. Abdul Rasyid Ridho, M.A
P. 194
diminati.
2. Makna Inzal dan Tanzil dalam kasus pewahyuan
Al-Qur’an
Sejak awal Islam telah terjadi perang pemikiran
terkait dengan perdebatan seputar wahyu. Sehingga
banyak ditemukan kajian keislaman dan keal-Qur’anan
dengan dasar metodologi dan pendekatan yang beraneka
ragam. Implikasi dari perdebatan itu menimbulkan
berbagai pendapat, yaitu ada yang berusaha
mempertahankan pendapat yang lama, dan ada pula yang
ingin merekonstruksi (merombak kembali).
Kemudian Muhammad Syahru>r ingin mencoba
untuk menengahi perdebatan tersebut. Syahru>r mengkritik
keras terhadap para sarjana Barat yang terlalu
mengedepankan sikap subyektifitas mereka, yang condong
kepada ideology dan tendensius. 281 Di samping itu pula
Syahru>r tidak terlalu mendukung pendapat yang
memahami proses wahyu secara i’tiqa>di (meyakini apa
adanya), akan tetapi Syahru>r ingin menjelaskan peristiwa
yang dinggap sakral menjadi hal yang bisa ditangkap oleh
akal fikiran manusia (rasional).
Adapun penggunaan ke dua lafaz} yaitu anzala
(inza>l) dan nazzala (tanzi>l) pada surat al- Qadr yang
diindikasikan oleh mayoritas ulama sebagai dasar
281 Sahiron Syamsudin, Konsep Wahyu Al-Qur’an dalam Perspektif
,
Muhammad Syahru>r Jurnal Studi Ilmu-Ilmu AL-Qur’an dan
Hadis, II, Juli 2000, hlm. 47.
180