Page 196 - Dr. Abdul Rasyid Ridho, M.A
P. 196
tafsir Al-Qur’an dengan keilmuan sains dan logika ilmiah.
Sehingga untuk mempermudah, Syahru>r mengkaji dalam
beberapa terma penting yang dibahas secara urut, yaitu:
a. Proses Ja’al dan Inza>l
Proses penurunan (inza>l) Al-Qur’an
memiliki bentuk tersendiri yang disebut
“eksistensi primordial” yang terdapat dalam Lauh
al-Mahfu>dz yang merupakan bagian dari ilmu
Allah Swt. dalam bentuk kalam abstrak. Sehingga
Syahru>r memandang bahwa Al-Qur’an yang
terprogram dalam bentuk media (shigat) yang
tidak dapat diserap oleh kognitif manusia dan
masih belum ditakwil, karena masih Al-Qur’an
berbentuk dzat yang mutlak. Oleh sebab itu jika
Al-Qur’an eksistensi berbentuk linguistik seperti
bahasa Arab\, maka akan memunculkan paradigma
bahwa Allah beretnis, padahal Allah kalamnya
absolute dan dzatnya mutlak. 285
Ketika Allah Swt. menyampaikan kalam-
Nya dalam proses inza>l kepada manusia, maka
terlebih dahulu Dia merubah kalam-Nya yang
tidak bisa tersentuh oleh kognitif manusia
menjadi tersentuh, dengan istilah lain harus
mengalami perubahan struktur eksistensi,
perubahan seperti ini yang dikatakan oleh Syahru>r
285 Muhammad Syahru>r, Al-Kita>b wa Al-Qur’a>n: Qira>’ah
Mu’a>shirah ,…hlm. 151.
182