Page 201 - Dr. Abdul Rasyid Ridho, M.A
P. 201

menempatkannya pada posisinya).  290
                           Terkait  ketika  proses  Tanzi>l sudah  dalam

                     bentuk     Al-Qur’an      yang     dipindahkan,
                     mumunculkan  pertanyaan  yang  bukan  lagi  pada
                     ontology  teks  semata,  namun  pada  mekanisme
                     penyampaian. Seperti halnya sebuah objek yang
                     pada  umumnya  bisa  disentuh.  Dari  hal  inilah
                     muncul  pertanyaan,  apakah  penyampain  wahyu
                     kepada  Nabi  dalam  bentu  lisan  (at-thari>q  al-
                     shauthiyah)  ataukah  dalam  bentuk  tulisan
                     disebuah    lembaran    (at-thari>q   al-kita>bah).
                     Kemudian    dengan  tegas  Syahru>r  mengatakan
                     bahwa  tanzi>l  Al-Qur’an berlangsung  dalam

                     bentuk  tersuarakan  bukan  tertulis,  suara  yang
                     terdengar  bukan  tulisan  di  kertas  yang  bisa
                     terlihat. 291   Sehingga  pandangan  Syahru>r  ini
                     ditegaskan dalam firman Allah Swt:

                                            َ

                     ا ْٰٓ و   رَفَك َنْيِذَّلا َلاَقَل ْمهْيِدْيَا ِ ب  ه ْ و سَمَلف  ٍ ساَط ْ رِق يِف اًبتِك َكْيَلَع اَنْلَّزَن  ْ وَل َ و
                                                    ْ
                                  ِ
                                                                 َ
                                                                     ِ
                                                                ٰٓ
                                                       ٌنْي ِ بُْم ٌرْحِس  َّ لاِا اذه ْنا
                      “Dan kalau Kami turunkan kepadamu tulisan di

            290   Abi  Husein  Ahmad  bin  Faris  ibnu  Zakaria,  Maqa>yis  al-
                  lughah…hlm. 895.
            291   Muhammad  Syahru>r,  Al-Kita>b  wa  Al-Qur’a>n:  Qira>’ah
                  Mu’a>shirah ,…hlm.  154.  Makna  Tanzi>l  sebagaiamana  yang
                  ditegaskan  Syahru>r  dalam  bukunya  bahwa  wahyu  yang
                  disampaikan sudah dalam bentuk “redaksi linguistic”  dan Nabi
                  membacanya  dalam  bentuk  suara,  kemudian  adapaun  Nabi
                  menulisnya di atas qirtha>s   itu sudah menjadi pembahsan lain.

                                       187
   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205   206