Page 59 - Annual Report 2023 Inspektorat II
P. 59

Laporan Tahunan 2023 | Inspektorat II KKP

                         serta  pelaksanaan  pengawasan  dan  pengendalian  WP3K  menjadi  seragam  di
                         seluruh Satker lingkup DJPSDKP, antara lain:
                         a.  Pengenaan  sanksi  atas  pelanggaran  pelaku  usaha  di  bidang  pengelolaan
                            wilayah  pesisir  dan  pulau-pulau  kecil,  dan  pemanfaatan  ruang  laut  dalam

                            negeri  agar  dilakukan  dengan  prinsip  ultimum  remedium,  yaitu
                            mengedepankan pengenaan sanksi administratif dibandingkan sanksi pidana
                            sepanjang  pelanggarannya  tidak  mengandung  unsur  mala  in  se  (suatu
                            perbuatan  yang  dianggap  sebagai  sesuatu  yang  jahat  bukan  karena  diatur
                            demikian atau dilarang oleh undang-undang, melainkan karena pada dasarnya
                            bertentangan  dengan  kewajaran,  moral  dan  prinsip  umum  masyarakat
                            beradab).
                         b. Membuat kriteria yang jelas untuk kasus yang akan diselesaikan dengan proses
                            sanksi administratif, dan penyelesaian sengketa.

                         c.  Tarif  sanksi  denda  administratif  untuk  pelanggaran  pemanfaatan  jenis  ikan
                            dilindungi  agar  disusun  formulasi  yang  lebih  mendekati  keadilan.  Saat  ini
                            menggunakan rumus: satuan (kg/lembar/ekor) × 5000% × harga patokan ikan,
                            namun  dalam  prakteknya  dirasakan  terlalu  memberatkan  pelaku  usaha
                            sehingga  beberapa  kali  dikenakan  denda  mengacu  pada  PP  60  Tahun  2007
                            tentang Konservasi Sumber Daya Ikan.

                            Sampai  dengan  minggu  ke-2  bulan  Desember  2023  bahwa  DJPSDKP  telah
                         mengimplementasikan  saran  dari  Inspektorat  Jenderal  dengan  menetapkan
                         sanksi  administratif  berupa  denda  administrasi  atas  37  kasus  pelanggaran

                         perizinan  berusaha  bidang  Kelautan  senilai  Rp15.418.330.558,00.  Terhadap
                         pengenaan  sanksi  tersebut,  pelaku  usaha  telah  menyetorkan  ke  kas  Negara
                         senilai Rp15.380.970.558,00 atau 99,76% dari total nilai denda administrasi yang
                         telah ditetapkan. Adapun rekapitulasi jenis pelanggaran dan sanksi administratif
                         yang telah dikenakan sebagai berikut:
                         a.  Pelaksanaan PKKPRL tidak sesuai RTR, RZ KAW dan RZ KSNT sebanyak 2 (dua)
                             kasus senilai Rp742.622.000,00 seluruhnya telah disetorkan ke kas negara.
                         b.  Pemanfaatan jenis ikan dilindungi dan/atau jenis ikan yang tercantum dalam
                             Appendiks  CITES  II  yang  tidak  memenuhi  perijinan  berusaha  sebanyak  4

                             (empat) kasus senilai Rp143.102.750,00 seluruhnya telah disetorkan ke kas
                             negara.
                         c.  Pemanfaatan ruang laut/pesisir/pulau-pulau kecil tidak dilengkapi perizinan
                             berusaha/PKKPRL/Ijin       Reklamasi      sebanyak      37     kasus     senilai
                             Rp14.532.605.808,00. Sebanyak 36 kasus senilai Rp14.495.245.808,00 telah
                             disetorkan ke kas negara dan sebanyak 1 (satu) kasus senilai Rp37.360.000,00
                             belum dilakukan penyetoran ke kas negara.






                                                                                                                47
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64