Page 130 - E-Modul Nurfadillah
P. 130

Pada pertengahan 1960-an, Cooperative learning relatif tidak dikenal dan sebagian besar

               diabaikan oleh pendidik. Pengajaran tingkat SD, SMP. SMA, dan universitas didominasi oleh


               pembelajaran  kompetitif  dan  indi-  vidualistis.  Namun,  setelah  praktik  dan  pemikiran

               pendidikan  telah  beru-  bah,  pembelajaran  kooperatif  dapat  diterima  dan  sering  menjadi


               prosedur  instruksional  yang  disukai  semua  tingkat  pendidikan.  Bahkan,  saat  ini  sangat

               direkomendasikan karena cocok diaplikasikan dalam semua ting kat pendidikan, semua bidang,


               dan seluruh kelompok usia.

                   Cooperative learning juga merupakan hasil pengembangan dari constructivism theory yang


               dicetuskan oleh Piaget & Vygotsky. Dari hasil penelitian pertama, Piaget menyatakan bahwa

               pengetahuan  dikonstruksi  ke  dalam  pikiran  seorang  anak  dan  perkembangan  intelektual


               merupa kan sesuatu yang dipupuk oleh interaksi sosial. Di sisi lain, Vygotsky juga mendukung

               gagasan belajar sebagai proses sosial. Menurut teori sosiokulturalnya, seseorang akan belajar

               dari interaksinya pada ting kat sosial, kemudian membawa pembelajaran tersebut ke dalam


               dirinya masing-masing.

                   Berbagai studi tentang Cooperative learning telah banyak dilakukan dengan hasil yang


               positif dan sangat cocok diterapkan dalam pembelaja ran Cooperative learning akan membuat

               siswa dapat berinteraksi dengan temannya untuk berbagi pegetahuan dalam menyelesaikan


               masalah dalam proses pembelajaran. Adanya interaksi tersebut bertujuan agar selarah siswa

               dapat lebih mudah menangkap beragam jenis konsep, serta menerima dan memahami sesama


               siswa dengan latar belakang berbeda. misalnya ekonomi, sosial, etnis, budaya, dan tingkat

               pemahaman. Kondisi seperti ini menghadirkan peluang yang sama terhadap semua siswa tanpa


               memandang latar belakang untuk melahirkan sikap kerja sama, saling ketergantungan, dan

               keterkaitan  positif  dalam  mengerjakan  dan  membereskan  tugas,  serta  mengajarkan

               keterampilan kolaborasi dalam memecahkan masalah.







                                                                                                      120
   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135