Page 74 - NASKAH ANTOLOGI PUISI
P. 74
MAHAMERU. II
Saat mataku memandang di ketinggian
Tampak kalimat tercipta dari samudra
Dan angin yang mencari keberadaanmu
Ketika tanya dari gunung
Bersuara lalu meninggalkan
Salah satu nama di laguku
Mahameru
Luruh cahaya jaman
Jiwaku keliru berjalan menuruti air
namun takdirku turut pada kehendak lain
dan kutemukan asa
manakala kekuatan yang kupinta lebih
dan ragaku tiada ingin meminta berhenti
sementara langkahku turut
menapak jalan Mahameru
Semakin lekat ucapanmu
dalam hati menguji
antara rasa dan pemikiran
memenuhi cita bagai matahari
turut menerangi
setapak jalan berliku gunung
yang terbentang pelosok negeri
—
Kesunyian Pendaki