Page 70 - NASKAH ANTOLOGI PUISI
P. 70

TAK MAU MATI






            Apakah aku harus bermimpi?

            Katanya “Bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpimu itu”
            Apakah harus menyediakan berlapis rencana?
            Katanya “sedia payung sebelum hujan”


            Namun makhluk manis satu ini malah jadi siput

            Jijik tak dijauhi karena lambat dan tak menyerang
            Hingga mata bintang tak mengintip dari celah

            Bahkan cahaya bulan hanya menyisakan bekas hapusan


            Malam ini akan kandas
            Berujung penumpangnya yang mati dalam dingin
            Esok pagi mereka berenang pulang menyelamatkan diri

            Tanpa membawa satupun barang kenangan


            Harus ada yang bergerak menjanjikan harapan
            Layaknya para pemain biola yang tak takut mati

            Memberikan melodi dan indah pelupa duka
            Supaya mereka yang tak takut mati turut bernyanyi


            Akhirnya mereka semua ikut bernyanyi

            Lantang dalam kesunyian
            Terdengar hingga zona sepi nun jauh
            Lupakan dingin dan sedih, ceriakan yang ada



            Mungkin ego tak akan kenyang akan kebanggaan
            Mungkin tak ada buah tangan cerita yang di rumah
            Tapi ada bahagia, canda, ceria, dan tawa

            Rasa kami kenyang ‘kan kenang hingga mati


            – –































            Kesunyian Pendaki
   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75