Page 79 - NASKAH ANTOLOGI PUISI
P. 79
EMBUN HARAPAN
Tetesan embun, nan lembut
Mengayun indah di pelepah dedaun
Perlahan, kupandangi ia bergerak
Ke kiri ia bergoyang, seperti memanggil
Sesekali ke arah kanan,
Seolah ia sedang berteriak
Aku mulai kebingungan
Di reremang senja,
Aku kehilangan akal
Tak tahu lagi dimana menempatkan diri
Berpihak untuk menyahut panggilan
Ataukah aku harus mendengar teriakan
Sebegitu jahatkah senja kepadaku?
Ya. Selaksa senja memang jahat
Menjeratku dalam lamunan panjang
Pilihan-pilihan berat yang dibuatnya
Sesaat mematikan akal sehat
Hingga aku tersesat
Kini, embun harapan tak lagi kudapat
Senja yang keras kepala membuatnya lenyap
Ia dihayun, hingga kemudian dihempas
Riuh, senja tak lagi mendamai
Kendati sang fajar menyingsing,
Senja tak kuasa membendungnya
—
Kesunyian Pendaki