Page 80 - NASKAH ANTOLOGI PUISI
P. 80

NEGERIKU MENJERIT LAGI






            Suara insan terus menggema

            Saat detik merubah segalanya
            Wajah cemas…
            Napas yang terhela

            Airmata anak manusia menancap bagai panah di bumi pertiwi
            Guncangan dahsyat, meluluh lantakkan senyum di pipi


            Di pulau itu; Donggala

            Sekotak harapan terbungkus rapi; kala itu


            Kini, 28 September 2018
            Hilang melayang ditelan takdir


            Lagi-lagi negeriku menjerit

            Terseret dalam alur-Nya
            Hancur lebur kala itu


            Ternyata, Tuhan uji mereka

            Seberapa kuat hambanya mencintai-Nya
            Walau harus mendengar negeriku menjerit lagi
























































            Kesunyian Pendaki
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85